Sakit maag, berbahayakah…?

Sakit Gastritis / penyakit maag adalah salah satu penyakit perut yang diderita oleh banyak orang. Banyak yang tidak mengetahui bahwa penyakit maag dapat sangat mengganggu ketika sudah sangat parah. Penyakit maag adalah penyakit yang menyerang lambung, gejalanya seperti mual, perut terasa perih dan kembung. Masyarakat umum menyebutnya sakit maag sedang dalam dunia kedokteran di sebut gastritis.

dr. Riko Saputra mengatakan bahwa Gastritis / maag adalah kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi, peradangan atau pengikisan. Berdasarkan jangka waktu perkembangan gejala, gastritis dibagi menjadi dua, yaitu akut (berkembang secara cepat dan tiba-tiba) dan kronis (berkembang secara perlahan-lahan).

dr. Riko Saputra, dokter intesip di UPTD Puskesmas Wonogiri 1

Lambung memiliki sel-sel penghasil asam dan enzim yang berguna untuk mencerna makanan. Untuk melindungi lapisan lambung dari kondisi radang atau pengikisan asam, sel-sel tersebut juga sekaligus menghasilkan lapisan “lendir” yang disebut mucin.

Pada kesempatan yang sama dr. Riko Saputra yang merupakan alumni dari UNS Surakarta, menjelaskan secara rinci Ketika gastritis terjadi, ada penderita yang merasakan gejalanya dan ada juga yang tidak. Adapun beberapa gejala gastritis di antaranya Nyeri yang menggerogoti dan panas di dalam lambung, Hilang nafsu makan, Cepat merasa kenyang saat makan, Perut kembung, Cegukan, Mual, Muntah, Sakit perut, Gangguan saluran cerna, BAB dengan tinja berwarna hitam pekat, Muntah darah.

Adapun Penyebab Gastritis di antaranya Infeksi bakteri H. pylori, Efek samping konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (misalnya ibuprofen dan aspirin) secara berkala, Stres, Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, Penyalahgunaan obat-obatan, Reaksi autoimun, Pertambahan usia, Infeksi bakteri dan virus, Penyakit Crohn, Penyakit HIV/AIDS, Refluks empedu, Anemia pernisiosa, Muntah kronis

 Diagnosis Gastritis

Beberapa pertanyaan yang di ajukan kepada seorang pasien oleh dokter dalam mendiagnosis gastritis, mulai dari menanyakan gejala, meninjau riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, melakukan pemeriksaan fisik, hingga melakukan pemeriksaan lanjutan.

Beberapa contoh pemeriksaan lanjutan tersebut di antaranya adalah:

  • Tes napas guna melihat keberadaan bakteri H. pylori.
  • Endoskopi guna melihat adanya tanda-tanda peradangan di dalam lambung. Pemeriksaan ini terkadang dikombinasikan dengan biopsi (pengambilan sampel jaringan pada daerah yang dicurigai mengalami radang untuk selanjutnya diteliti di laboratorium). Metode biopsi juga bisa diterapkan oleh dokter untuk melihat keberadaan bakteri H. pylori.
  • Pemeriksaan X-ray dan cairan barium guna melihat adanya tukak di dalam lambung.
  • Pemeriksaan tinja untuk melihat adanya pendarahan dan infeksi di dalam lambung.
  • Pemeriksaan kadar sel darah untuk melihat apakah pasien menderita anemia.

Pencegahan dan Pengobatan Gastritis

dr. Riko Saputra mengatakan mencegah adalah hal yang baik dari pada mengobati maka jika anda rentan terkena gejala gastritis, cobalah untuk membagi porsi makan Anda ke jadwal makan baru. Sebagai contoh, jika sebelumnya Anda suka makan dengan porsi besar tiap jadwal makan, ubah porsinya menjadi sedikit-sedikit sehingga jadwal makan Anda menjadi lebih sering dari biasanya. Selain itu, hindari makanan berminyak, asam, atau pedas.

Hal lain yang perlu di lakukan apabila anda termasuk seseorang yang aktif mengonsumsi minuman beralkohol, maka kurangilah kebiasaan tersebut karena alkohol juga dapat menyebabkan gejala gastritis. Selain itu, kendalikan stres Anda.

Jika gejala gastritis sering kambuh setelah Anda menggunakan obat pereda sakit jenis anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) konsultasikan hal tersebut kepada dokter. Dalam kasus ini, dokter biasanya akan mengganti OAINS dengan obat pereda nyeri golongan lain seperti paracetamol.

Gejala penyakit gastritis bisa reda jika ditangani dengan benar. Ada beberapa obat yang biasanya diresepkan oleh dokter, di antaranya:

  • Obat penghambat histamin 2 (H2 blocker). Obat ini mampu meredakan gejala gastritis dengan cara menurunkan produksi asam di dalam lambung. Salah satu contoh obat penghambat histamin 2 adalah ranitidine.
  • Obat penghambat pompa proton (PPI). Obat ini memiliki kinerja yang sama seperti penghambat histamin 2, namun lebih efektif. Salah satu contoh obat penghambat pompa proton adalah omeprazole.
  • Obat antasida. Obat ini mampu meredakan gejala gastritis (terutama rasa nyeri) secara cepat dengan cara menetralisir asam lambung.
  • Obat antibiotik. Obat ini diresepkan pada penderita gastritis yang kondisinya diketahui disebabkan oleh infeksi bakteri. Contoh obat antibiotik adalah amoxicillin, clarithromycin, dan metronidazole.

Komplikasi Gastritis

Komplikasi akibat gastritis bisa saja terjadi jika kondisi tersebut tidak diobati. Beberapa di antaranya adalah Tukak lambung, Pendarahan di dalam lambung, Kanker lambung.

Berkaitan dengan bulan Ramadhan dr. Riko Saputra mengatakan bagi seseorang yang menderita sakit maag harus memperhatikan beberapa hal yaitu Jika memang punya sakit maag yang akut di sarankan untuk di tunda dulu dalam menjalankan ibadah puasa sampai kondisi membaik, Juga menghidari makan-makanan yang bersifat asam, pedas, kopi yang merangasang asam lambung, juga menghindari obat-obatan anti nyeri, apabila sedang kambuh saat sedang menjalankan ibadah Puasa sebaiknya saat berbuka atau saur dalam mengkonsumsi makanan jangan langsung dalam jumlah besar tapi sedikit demi sedikit. ( Red – ki surakso wodjo )

MANFAAT SINAR MATAHARI BAGI KESEHATAN

Sinar matahari pagi memiliki begitu banyak manfaat bagi kesehatan kulit, tulang, organ-organ tubuh bahkan kesehatan mental Anda. Selain itu, sinar matahari juga dapat membuat suasana hati Anda menjadi lebih baik. Namun, jangan terlalu lama terpapar sinar matahari karena dapat berakibat buruk bagi tubuh.

Dari penelitian oleh EHP (Environmental Health Perspectives), dalam waktu 30 menit terpapar oleh sinar matahari, tubuh dapat memproduksi sekitar 20.000 IU. Vitamin D ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan tulang dan mencegah terjadinya penyakit tulang, seperti, osteoporosis dan osteomalasia. Menurut penelitian  WHO, vitamin D yang diserap tubuh dapat membantu menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit, seperti, eksema, penyakit kuning, dan jerawat.

Menurut Prof. Michael F. Holick (2008) dari Universitas Wisconsin, sinar matahari merupakan sumber terbanyak penghasil vitamin D yang dapat diserap oleh tubuh manusia. Ketika kulit terpapar sinar matahari, sinar ultraviolet B (UVB) lalu diserap oleh jaringan epidermis dan dermis pada kulit, yang kemudian akan menghasilkan pre-vitamin D sebagai bahan vitamin D. Vitamin D ini nantinya berfungsi tidak hanya bagi kesehatan kulit dan tulang yang dapat mencegah berbagai macam penyakit, seperti, kanker usus besar, penyakit autoimun, tuberkulosis, influenza, dan lain sebagainya.

Idayu Kurniawati E, SKM pengelola prohram Promkes UPTD Puskesmas Wonogiri 1

Selain bermanfaat bagi kesehatan fisik, sinar matahari juga memiliki manfaat bagi kesehatan mental, seperti meningkatkan produksi hormon serotonin yang berfungsi mencegah seasonal affective disorder(SAD) atau jenis depresi ringan saat tubuh tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup. Dengan terpapar sinar matahari yang cukup, jumlah hormon serotonin dapat meningkat, sehingga depresi ringan tersebut dapat dihindari.

10 Manfaat Sinar Matahari Bagi Kesehatan :

  1. Memberikan ketenangan dan mengobati depresi
  2. meningkatkan sistem imunitas tubuh
  3. menurunkan kadar gula dan mencegah DM
  4.  Vitamin  pada Sinar matahari pagi dapat menurunkan resiko kanker
  5. Melancarkan sirkulasi darah dan tubuh terlihat lebih segar dan prima
  6. Membuat pikiran lebih rileks dan merasa lebih bahagia
  7. Baik untuk kesehatan tulang pada tubuh
  8. Mengeluarkan racun dari dalam tubuh
  9. Membuat tidur jadi lebih nyenyak
  10. Membantu tubuh menyerap nutrisi dan melancarkan sistem pencernaan

Meskipun sinar matahari banyak memberikan manfaat bagi tubuh, sebaiknya Anda juga membatasi paparan sinar matahari terhadap tubuh Anda. Terpapar sinar matahari pada pukul 10:00 — 16:00 dapat menyebabkan kulit Anda terbakar oleh sinar matahari atau yang biasa disebut sebagai sun burn. Sinar matahari di siang hari tidak baik bagi kesehatan kulit Anda karena dapat menyebabkan kanker kulit akibat paparan sinar ultraviolet. Untuk menghindari hal ini, Anda cukup menikmati manfaat vitamin D dari sinar matahari selama 15 menit saja selama 2 kali dalam seminggu. Anda juga disarankan untuk mengenakan pelindung sinar matahari atau menggunakan tabir surya jika berencana untuk pergi lebih lama di bawah sinar matahari. (@yoebunt)

KOLABORASI POSYANDU LANSIA DAN PRAKTEK FIELD LAB FK-UNS

Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih banyak dikenal untuk melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan kesehatan  di puskesmas, ada juga jenis program posyandu lansia, yang dikhususkan untuk melayani para lanjut usia.Karena manula (manusia usia lanjut) juga memerlukan perhatian khusus, mengingat perkembangan fisik dan mentalnya yang rentan dengan bermacam masalah kesehatan.

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

UPTD Puskesmas Wonogiri I memiliki 72 Posyandu Lansia yang tersebar di 9 Desa/Kelurahan. Posyandu lansia yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Wonogiri I rutin berjalan setiap bulan dengan berbagai kegiatannya. Posyandu Lansia selain melayani lansia yang ada di suatu wilayah juga menjadi tempat/lahan praktek bagi mahasiswa-mahasiswa kesehatan yang sedang Praktek Lapangan atau Field Lab. Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Kedokteran merupakan salah satu yang menjadikan posyandu lansia di Puskesmas sebagai tempat Laboratorium Lapangan (Field Lab) dan sudah menjalin kerja sama dengan UPTD Puskesmas Wonogiri I selama satu dasawarsa lebih

Saat ini hari Selasa tanggal 22 Mei 2018, sedang ada kegiatan Field Lab FK-UNS yang berlokasi di Posyandu Lansia Setia Tuhu 5 Dusun Jatibedug Desa Purworejo. Kegiatan ini melibatkan anggota lansia sejumlah 27 orang, kepala UPTD Puskesmas Wonogiri I (dr. Pitut KN,MM), dokter Intership (dr. Riko), Pembimbing lapangan Field Lab (Idayu K.E), Bidan Desa (Erna Wijayanti), Pembina Wilayah/Binwil (Aslihatut T) dan kader-kader kesehatan wilayah dudun Jatibedug Desa Purworejo serta 12 orang mahasiswa FK-UNS

Pengukuran tekanan darah, timbang berat badan, Senam Lansia, Bernyanyi, penyuluhan kesehatan (Materi : PIKUN), pelayanan pengobatan, konseling serta permainan lansia merupakan kegiatan pada hari ini ditambah dengan wawancara pengisian kuesioner MMSE (Mini Mental State Examination) dan GDS (Geriatric Depression Scale). MMSE dan GDS bertujuan untuk melihat sampai sejauh mana kondisi mental dan kepikunan darei lansia. Sumber Dana untuk kegiatan lansia di Posyandu Lansia Setia Tuhu 5 berasal dari Dana Desa, DanaRT dan swadana masyarakat setempat
Hasil kegiatan hari ini, anggota Posyandu Lansia ada peningkatan pengetahuan ttg masalah kepikunan sebagaimana  dilihat dari hasil tanya jawab dimana hampir 90% peserta menjawab pertanyaan dg benar, ditemukan 3 orang lansia menderita Hipertensi dan ada 6 orang anggota lansia yang memeriksakan kesehatnnya dengan berbagai permasalahan seperti, gatal-gatal, hipertensi dan Keju linu
Permasalahan  yang masih ada di Posyandu Lansia Setia Tuhu 5 Jatibedug Purworej0 adalah jumlah kehadiran lansia masih kurang. Kemungkinan disebabkan karena masyarakat belum paham tentang manfaat Posyandu Lansia, atau karena bulan Puasa sehingga lansia agak enggan beraktifitas.
Pihak pengurus dan pembina wilayah serta Bidan Desa berencana untuk melakukan advocasi dan koordinasi kepada Kepala Desa Purworejo, Kepala Dusun Jatibedug dan tokoh tokoh masyarakat setempat guna mendapatkan dukungan dan diharapkan dapat menggerakkan warga lansia untuk dapat ikut kegiatan posyandu lansia. Pembina Wilayah dan Bidan Desa serta Kader Kesehatan setempat juga akan memberikan penyuluhan di berbagai kegiatan dusun tentang manfaat Posyandu Lansia

Harapan ke depan dengan berjalannya posyandu lansia, maka para lansia yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Wonogiri I dapat terpantau kesehatannya dan dapat berinteraksi dengan sesama lansia serta mendapatkan ilmu yang bermafaat terutama tentang kesehatan. Untuk mahasiswa praktek Field Lab FK-UNS juga mendapatkan manfaat pengalaman menghadapi lansia yang dapat berguna di kemudian hari saat sudah lulus pendidikan dan benar-benar terjun ke masyarakat. (@yoebunt2018)

Penimbangan BB Lansia

Kolaborasi Posyandu Lansia dan Field Lab FK-UNS

)

Wawancara MMSE dan GDS pada Lansia

Penggunaan Obat di saat menjalankan ibadah puasa

Penggunaan obat yang rasional menurut WHO adalah bahwa pasien menerima obat sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan individual mereka sendiri, untuk jangka waktu yang cukup (adekuat), dan pada biaya terendah bagi mereka dan komunitas mereka.

Kadang masyarakat merasa ragu-ragu dalam penggunaan bat-obatan yang di berikan oleh seorang dokter sehabis memeriksakan penyakit tertentu, dan hai ini membuat penyakit yang di derita oleh pasien tidak segera sembuh karena takut menggunakan obat yang akan membatalkan saat sedang menunaikan ibadah Puasa.

Menurut Ary Sundary, Asisten apoteker UPTD Puskesmas Wonogiri 1 tidak semua penggunaan obat membatalkan puasa yaitu dalam bentuk yang tidak diminum melalui mulut dan masuk saluran cerna, antara lain: Obat yang penyerapannya melalui kulit (salep, krim, plester), Obat yang penggunaannya dengan cara diselipkan dibawah lidah, Obat – obat yang disuntikkan, baik melalui kulit, otot, sendi, dan vena, kecuali pemberian makanan melalui intravena, Obat tetes mata dan tetes telinga, Obat kumur sejauh tidak tertelan, Pemberian gas oksigen dan anastesi, Obat yang digunakan melalui vagina atau anus seperti suppositoria.

Ary Sundary, Asisten Apoteker UPTD Puskesmas Wonogiri 1

Pada kesempatan yang sama asisten Apotiker UPTD Puskesmas Wonogiri 1 mengatakan dengan pertimbangan bahwa Perubahan jadwal dan dosis obat dapat mempengaruhi efek terapi obat. Maka perlu kehati – hatian saat membuat perubahan jadwal minum obat. jadwal yang baik saat mengkonsumsi obat pada saat menunaikan ibadah Puasa, Untuk itu di sarankan kepada masyarakat yang pada saat bulan Romadhan sedang mengkonsumsi obat maka perlu mengkonsultasikan cara mengkonsumsi obat yang tepat dengan tenaga farmasi atau dokter anda terlebih dahulu jika perlu perubahan jadwal minum obat anda.

Ditambahkan bahwa penggunaan obat saat bulan puasa secara umum : Obat yang diminum satu kali sehari di saat sahur atau berbuka puasa, Obat yang diminum dua kali sehari di saat sahur dan berbuka. Jika ternyata obat perlu diminum 3 atau bahkan 4 kali sehari, pada hari biasa artinya obat diminum tiap 8 jam atau 6 jam. Hal ini tidak memungkinkan pada saat berpuasa Ramadhan. Solusinya adalah : Untuk obat yang diminum 3 kali sehari diminum pukul 18.00 (saat buka puasa), pukul 23.00 (menjelang tengah malam), pukul 04.00 (saat sahur). Untuk obat yang diminum 4 kali sehari diminum pada pukul 18.00 (saat buka puasa), pukul 22.00, pukul 01.00, pukul 04.00 (saat sahur).

Tidak semua obat harus diminum sesudah makan, obat – obat tertentu justru baik diminum saat perut dalam keadaan kosong, kira – kira 1 jam hingga 30 menit sebelum makan.

Obat yang diminum sesudah atau bersama makan dapat diminum hingga 15 menit sesudah makan, artinya saat lambung berisi makanan. Perut tidak harus berisi penuh makanan, bisa dengan makanan kecil seperti roti atau sedikit nasi.

H Andi Firmansyah, SAg, MM Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Wonogiri yang di hubungi melalui ponselnya mengatakan. Ada sebuah Hadits Nabi tentang membatalkan puasa, diantaranya setiap sesuatu yang masuk pada lubang itu akan membatalkan puasanya. Jika orang tersebut sakit dan harus diobati berkali-kali dengan lewat proses manapun, maka orang tersebut boleh untuk tidak berpuasa ( dalam Al Qur’an surat AL Baqoroh ada yang menerangkan siapa-siapa yang tidak diperbolehkan berpuasa ).

Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1439H. (Red-Ki Surakso Wojo)

 

Desa Bulusulur adalah desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang pertama di Kabupaten Wonogiri

Program pembangunan sanitasi yang dilaksanakan dengan pendekatan konvensional selama ini, yang berorientasi pembangunan secara fisik dan tidak berorientasi pada peningkatan kesadaran pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ). Berakibat pada banyak sarana sanitasi yang dibangun tapi kurang dalam pemanfaatan dan pemeliharaan, sehingga bermuara pada akses sanitasi yang tetap rendah. Kerugian secara ekonomis dari dampak sanitasi yang buruk adalah menurunnya kunjungan wisata, meningkatnya pembiayaan bidang kesehatan, pencemaran air dan lingkungan serta penurunan efektifitas waktu.

Kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1 dr. Pitut Kristiyanta Nugraha, MM memberi pengertian bahwa, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat / STBM merupakan pendekatan untuk merubah perilaku masyarakat secara mandiri, serta menumbuhkan kesadaran masyarakat agar memahami, melaksanakan dan mempromosikan PHBS dengan target stop buang air besar sembarangan. Dengan target tahun 2017 penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Wonogiri 1 telah terbebas dari buang air besar sembarangan. Dan program STBM dengan 5 pilar yang terdiri atas : Stop Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Penyehatan air dan makanan, Pengelohan sampah dan Pengolahan air limbah, mampu dicapai sebelum tahun 2020.

Kepala Desa Bulusulur didampingi Camat Wonogiri dan Kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1 saat menerima penghargaan sebagai Duta Lingkungan Sehat yang diberikan oleh Dirjen Penyehatan Air dan Sanitasi Kemenkes RI

Selanjutnya disampaikan juga bahwa manfaat dari pembangunan STBM adalah : menurunkan angka penyakit diare sebesar 94 %, mengurangi pembiayaan kesehatan bidang kuratif, pengendalian pencemaran lingkungan dari sanitasi yang buruk, serta memberikan citra dan penghargaan untuk wilayah masyarakat yang mempunyai akses sanitasi yang baik.

Diawali dengan kegiatan sosialisasi tentang STBM di berbagai forum pertemuan yang ada di desa pada sejak tahun 2010. Yang dilaksanakan oleh segala komponen yang mempunyai kepentingan dengan program tersebut. Maka pada Maret 2013 dilakukan penandatanganan “ Pakta Integritas “ program STBM di UPTD Puskemas Wonogiri 1 oleh seluruh Kepala Desa / Lurah beserta Forum Pimpinan Kecamatan. Untuk mencapai tujuan dan dalam percepatan program tersebut upaya yang telah lakukan adalah : Pendampingan kegiatan STBM dari tingkat Kecamatan maupun dari DKK Wonogiri, Verifikasi ODF / STBM, kunjungan masyarakat untuk melaksanakan 5 pilar STBM, Inspeksi pelaksanaan program stbm di wilayah kami dan pendataan masyarakat

Dalam perkembangannya Desa Bulusulur yang merupakan salah satu desa di wilayah kerja  UPTD Puskesmas Wonogiri 1  mampu melaksanakan dengan baik, bahkan berinovasi dalam pelaksanaanya. Program STBM di desa Bulusulur di laksanakan sesuai ketentuan yang diatur oleh Kemenkes RI, dan dengan pembinaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri, serta didampingi Fasilitator STBM. Dengan harapan dalam pelaksanaanya bisa mencapai sasaran yang optimal. Selain itu juga didukung oleh Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Wonogiri, beserta dinas terkait di tingkat Kecamatan Wonogiri. Dan tidak kalah pentingnya adalah peran Bidan Desa Bulusulur dan Kader kesehatan yang mampu berinteraksi dengan masyarakat sehingga percepatan pembangunan sanitasi bisa optimal.

Perkembangan program STBM di Desa Bulusulur meningkat dengan cepat dalam kurun waktu tidak lebih 2 tahun setelah penanda tanganan Pakta Integritas. Hal ini dibuktikan dengan respon Pemerintah Desa dan masyarakat terhadap program STBM. Seluruh elemen desa berkeyakinan bahwa STBM adalah program yang bisa dilaksanakan dengan pembiayaan yang realistis, artinya tanpa dengan menggunakan anggaran yang besar tapi manfaat bisa dirasakan dalam periode yang tidak lama.

Dwi Prasetyo, ST Kepala Desa Bulusulur yang ditemui di ruang kerjanya belum lama ini, mengutarakan bahwa pada awal tahun 2015, atau hanya butuh waktu kurang lebih 1,5 tahun setelah penanda tanganan “Pakta Integritas STBM “. Desa Bulusulur mengklaim sebagai desa Stop buang air besar sembarangan (Stop BABS / Open Defecation Free/ ODF) dengan mengirim surat ke UPTD Puskesmas Wonogiri 1. Kemudian dengan dipimpin oleh Camat Wonogiri, Tim Verifikasi Tingkat Kecamatan melaksanakan verifikasi ODF pada tanggal 16 januari 2015. Setelah melalui forum pertemuan di Tingkat Kecamatan serta  pertimbangan sesuasi dengan ketentuan, maka desa bulusulur dinyatakan lulus verifikasi ODF . Selanjutnya Pemerintah Desa Bulusulur pada tanggal 23 Januari 2015 yang bertempat  di Balai Desa Bulusulur melaksanakan Deklarasi ODF/ Stop BABS.

Ida Kristiyani Bidan Desa Bulusulur didampingi Pengelola Promkes UPTD Puskesmas Wonogiri 1, saat Verifikasi Desa STBM dari Tim Propinsi

dr. Pitut Kristiyanta Nugraha, MM selanjutnya menyampaikan, dalam perkembangannya Desa Bulusulur di Verifikasi ODF oleh Tim Tingkat Kabupaten. Dan dinyatakan lulus terbaik dengan pemberian sertifikat pada puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional Tingkat Kabupaten Ke 53 yang dipusatkan di Kecamatan Wuryantoro pada tanggal 12 nopember 2015. Belum berhenti disitu pada bulan oktober 2017, Kepala Desa Bulusulur mendeklarasikan sebagai Desa STBM serta dinyatakan sebagai Duta Lingkungan Sehat / STBM Tingkat Propinsi, serta mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jateng pada Puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional Tingkat Propinsi Jateng yang dipusatkan di Kabupaten Boyolali pada tanggal 12 Nopember 2017.

Dwi Prasetyo, ST ( palnig kiri ) Kepala Desa Bulusulur saat di Verifikasi sebagai Duta Lingkungkan Sehat / STBM Tingkat Propinsi Jateng

Untuk mempertahankan agar program STBM tetap berkesinambungan dan bisa dilaksanakan di seluruh Desa / Kelurahan wilayah UPTD Puskesmas Wonogiri 1. Kami menetapkan  suatu strategi yang berupa , penguatan kapasitas tim STBM tingkat Kecamatan melalui Rakor yang dilaksanakan secara berkala, Orientasi Natural Leader STBM, Pemberdayaan masyarakat Desa STBM, Kunjungan fasilitasi masyarakat menuju STBM oleh tim kecamatan, Pelaksanaan SK Bupati Wonogiri tentang STBM, membantu menyusun regulasi ( perdes ) yang mengatur program STBM di tiap Desa / Kelurahan. Seperti yang disampaikan oleh dr. Pitut saat di Ruang Kerjanya. ( mBinG )

Kepala Desa Bulusulur saat menerima penghargaan sebagai Duta Lingkungan Sehat / STBM Tingkat Propinsi Jateng 2017

Berolahraga yang tepat di waktu berpuasa

 

Pada bulan puasa seperti saat ini, kebanyakan orang mengurangi aktifitas fisik, dan tidak melakukan olahraga saat puasa. Dikarenakan dapat mengakibatkan kehilangan cairan dan menjadikan haus. Yang bisa menggangu ibadah puasa. Sebetulnya aktifitas fisik selama berpuasa sangat penting bagi kesehatan tubuh. Penurunan berat badan, meningkatkan daya tahan tubuh, berkurangnya lemak tubuh, adalah parameter dari aktifitas fisik seseorang kata dr. Pitut kristiyanta Nugraha, MM. Kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1.

Dengan hasil positif yang didapatkan saat aktivitas tubuh, maka melakukan olahraga secara baik, benar, teratur dan terukur (BBTT)  adalah sangat baik untuk kesehatan. Supaya aktivitas atau olahraga tidak menggangu puasa ada beberapa pertimbangan yang diperlukan sebelum melakukan olahraga.

Karyawan UPTD Puskesmas Wonogiri 1, melakukan aktivitas fisik berupa olahraga sebagai upaya Germas

Berolahraga apakah dilakukan sebelum atau sesudah berbuka puasa?Tergantung dari tujuan yang akan dicapai dari olahraga tersebut. Misalnya tujuan olahraganya untuk menjaga kebugaran, meningkatkan dan mempertahankan massa otot. Selain itu diperhatikan intensitas serta kondisi tubuh saat olahraga.

Jika olahraga bertujuan untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh, sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah makan sahur. Dikarenakan di pagi hari suhu udara masih segar sehingga tidak menimbulkan rasa haus yang berlebihan, dengan komposisi olahraga yang dianjurkan adalah 70 persen kardio dan 30 persen angkat beban.

Selanjutnya dr. Pitut menyampaikan, jika tujuan olahraga saat puasa adalah untuk mempertahankan otot, dianjurkan pada sore hari sekitar 60 menit menjelang buka puasa. Seandainya setelah berolahraga ini merasa  lelah dan haus, tidak perlu khawatir karena dilakukan menjelang waktunya berbuka puasa, apabila terjadi dehidrasi, cairan yang hilang dapat dinormalkan kembali pada saat berbuka. Komposisi yang tepat saat olahraga dianjurkan adalah 50 persen kardio dan 50 persen angkat beban.

Bila untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan massa otot, maka tahapan olahraga dilakukan dengan latihan latihan yang lain.

Jika bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan massa otot maka tingkatan olahraga perlu ditambahkan. Untuk itu, sebaiknya olahraga dilakukan setelah berbuka puasa karena latihan ini dirasakan cukup berat. Kelelahan dan rasa haus pada saat olahraga tersebut tidak akan terlalu mempengaruhih , karena orang bisa langsung minum seperti saat latihan biasa. Komposisi olahraga yang dianjurkan adalah 30 persen kardio dan 70 persen angkat beban.

dr. Pitut Kristiyanta Nugraha, MM.
Kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1

Durasi waktu saat olahraga yang baik adalah 30 menit sampai 1 jam, dengan ketentuan : Latihan kardiovaskular ringan seperti berjalan atau bersepeda. Hal ini dapat membakar kalori dan meningkatkan stamina, meningkatkan fleksibilitas dan detoksifikasi, dan perenggangan otot-otot yang bekerja. Atau lakukan aktivitas latihan otot sederhana seperti latihan otot, push-up, dan sit up. Dianjurkan untuk tidak melakukan latihan intensitas tinggi berlebih seperti berlari, atau mengangkat beban karena dapat menyebabkan cedera sendi atau otot serta menyebabkan komplikasi seperti tekanan darah rendah, hipoglikemia, dan pusing. Hentikan olahraga jika  merasa lemah, pusing, atau sakit meskipun sudah menurunkan intensitas latihan. Hindari makan-makanan yang berlemak atau digoreng dengan minyak berlebih jika ingin olahraga berhasil.

Selanjutnya dr. Pitut menyampaikan, bahwa setiap orang memiliki riwayat kesehatan yang tidak sama. Apabila sedang dalam perawatan medis dokter atau memiliki riwayat penyakit kronis. Dianjurkan sebelum berolahraga konsultasikan dulu aktivitas fisik dengan dokter sebelum memulai olahraga saat puasa. (mBinG)

Manfaat puasa bagi Kesehatan

Marhaban ya Ramadhan, bulan Ramadhan telah datang. Dan saatnya bagi umat muslim untuk melaksanakan ibadah puasa. Dengan berpuasa selain menjalankan perintah Nya, ada manfaat yang didapatkan, seperti yang disampaikan Dwi Rahmati, SKM pengelola program Promosi Kesehatan UPTD Puskesmas Wonogiri 1.

Dwi Rahmanti, SKM pengelola Program Promosi Kesehatan UPTD Puskesmas Wonogiri 1

Yang pertama manfaat yang didapat adalah Detoksifikasi yaitu Mengurangi atau mengeluarkan racun dalam tubuh. Lambung akan bekerja secara optimal saat berbuka puasa setelah seharian lambung kosong . Selain itu juga penyerapan nutrisi akan sempurna tidak terjadi penumpukan sisa makanan yang tidak terserap dalam lambung. Manfaat kedua adalah  Recovery Alat pencernakan artinya setelah  selama 11 bulan alat pencernakan kita tidak berhenti – heti dalam mencerna makanan . Ibaratkan mesin juga digunakan secara terus menerus maka lama kelamaan akan aus juga. Dengan berpuasa akan mengistirahatkan dan mengurangi jam kerja alat pencernaan. Selanjutnya manfaat ketiga adalah Menurunkan Kadar Kolesterol dan Gula , Dengan mengurangi jam makan yaitu mulai sahur sampai berbuka maka kita mengurangi jenis makanan yang mengandung kolesterol dan gula . Selain itu kita seharian berpuasa akan melakukan aktifitas maka cadangan lemak dan gula akan menjadi energi mengganti makanan yang sering kita konsumsi dihari biasa.  Dan manfaat ke empat adalah Meningkatkan Imun Tubuh, Berdasarkan penelitian saat ini berpuasa maka kadar limfosit meningkat 10 x lipat. Karena Limfosit berada di sel darah putih untuk melawan patogen yang masuk dalam tubuh.

Segenap karyawan UPTD Puskesmas Wonogiri 1 mengucapkan selamat berpuasa

Kepada umat muslim Dwi Rahmanti, SKM mewakili UPTD Puskesmas Wonogiri 1, mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan tahun 1439 H, semoga tetap sehat, bugar dan produktif. ( mBinG )

Stop TBC di Posyandu Kenanga IX Dusun Malangsari Desa Bulusulur

Posyandu Lansia merupakan Pusat kegiatan dalam upaya pelayanan kesehatan lanjut usia,yang bersifat Promotif dan Preventif .Ditujukan untuk meningkatkan derajat kesesehatan dan mutu kesehatan lanjut usia mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.  Pada Kamis tgl 17 mei 2018 dilaksanakan posyandu lansia di Malangsari Bulusulur, Bersama  Kader dan Binwil  Desa Bulusulur  Ida K, Dwi R bersama dr Ricco Saputra (dr Intrensif). Dengan sasaran lansia : 55 orang, yang hadir : 20, seperti yang disampaikan Dwi Rahmanti, SKM pengelola Program Promosi Kesehatan UPTD Puskesmas Wonogiri 1.

Selanjutnya disampaikan juga bahwa kegiatan yang dilakukan di Posyandu Lansia adalah :

  1. Senam Lansia
  2. Penimbangan BB dan tinggi badan
  3. Pemeriksaan Kesehatan dan Tekanan darah
  4. Penyuluhan Kesehatan

Dari hasil pemeriksaan tekanan darah ada yang penderita darah tinggi (Hipertensi) 5 orang.

Setelah kegiatan Posyandu Lansia dilanjutkan Penyuluhan Penyakit TBC oleh : dr Ricco Saputra ( dokter Intrensif). TBC merupakan penyakit paru yg  disebabkan oleh kuman mycobakterium tubercolusis,mudah ditularkan ke orang lain melalui percikan ludah, bersin,batuk,kontak dengan penderita. Dipastikan dengan pemeriksaan Laboratorium /Rogsen .TBC bukan penyakit Keturunan atau pun karena guna –guna.

Gejala TBC :

  1. Batuk berdahak lama kurang lebih 3 mg
  2. Demam
  3. Berkeringat pada malam hari tanpa ada aktifitas
  4. sesak napas dan rasa nyeri dada.
  5. Berat badan berkuang drastis.
  6. nafsu makan berkurang
dr. Ricco Saputra ( dokter Intresif ) saat menyampaikan penyuluhan tentang penyakit TBC di Dusun Malangsari Bulusulur

Pencegahan Penularan :

1.Minum obat teratur

2.Menutup mulut waktu batuk

3.Jangan meludah sembarangan

4.Buka jendela agar udara masuk dan kena sinar matahari

Apabila ada anggota keluarga yang ada gejala tersebut tolong untuk segera periksa ke sarana Kesehatan. Jangan kucilkan penderita TBC, dengan berobat minum obat secara teratur dapat disembuhkan. Demikian dr.Ricco Saputra dalam mengakhiri penyuluhannya.

dr. Ricco Saputra melakukan pemeriksaan kesehatan di Posyandu Lansia dusun Malangsari Bulusulur

Sebelumnya ditempat yang sama dilaksanakan Posyandu Balita . Dimana Posyandu Balita  adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari,oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. Salah satu tujuannya menurunkan angka kematian bayi (AKB),kematian Ibu(ibu hamil), melahirkan dan nifas.  seperti yang disampaikan  oleh Ida Kristiyani / Bidan Desa Bulusulur. Adapun kegiatan pokok Posyandu adalah : KIA,KB,Imunisasi,Gizi dan Penanggulangan diare. Atau yang lebih dikenal dengan istilah 5 meja :

Meja 1  : Pendaftaran

Meja 2  : Penimbangan

Meja 3  : Pengisian KMS

Meja 4  : Penyuluhan Kesehatan

Meja 5  Pelayanan Keserhatan

Dalam kesempatan tersebut  Dwi Rahmanti, SKM menyampaikan Penyuluhan tentang  Asi Ekskusif.  ASI Ekslusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6 bulan tanpa ada makanan tambahan berupa apapun.

Manfaat ASI :

1.Kandungan Gizi lengkap

2.Mudah dicerna

3.Mengandung zat kekebalan tubuh

Aspek Psikologi :

1.Mendekatkan Hubungan Ibu dan Bayi

2.Menimbulkan rasa aman bagi bayi

3.Mengembangkan rasa kepercayaan.

Bagi Ibu :

1.Mengurangi kanker leher rahim dan kaker payudara

2.Mempercepat kembalinya rahim dengan ukuran semula

Bagi Keluarga :

1.Aspek Ekonomi menghemat pengeluaran

  1. Mudah didapat

Bagi bangsa¨:

1.Menurunkan angka kematian dan kesakitan, meningkatkan kwalitas generasi penerus.

Kegiatan posyandu Balita dan Lansia di Malangsari Bulusulur yang secara berkala diadakan setiap bulan sesuai waktu yang ditentukan, diakhiri dengan Pembinaan Administrasi Posyandu dengan buku wajibnya. ( mBinG )

Pembentukan Posyandu Integrasi di UPTD Puskesmas Wonogiri 1

Puskesmas sebagai ujung tombak di Dinas Kesehatan sangat berperan penting di dalam meningkatkan derajat kesehatan terutama dalam kegiatan-kegiatan yang bersinggungan langsung dengan masyarakat, untuk  mencapai hal tersebut maka kegiatan Pos Pelayanan Terpadu atau POSYANDU adalah kegiatan yang sangat di butuhkan oleh masyarakat.

Kelompok usia anak di bawah 5 tahun dan usia lansia adalah kelompok usia yang sangat rentan terhadap masalah kesehatan, sehingga di perlukan suatu wadah untuk mengakomodasi kelompok umur tesebut.

Selama ini yang sudah ada Posyandu Lansia dan Posyandu Balita, Adapun pengembangan Posyandu menjadi Posyandu Integrasi menjadi kebutuhan di masyarakat.

Kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1 dr. Pitut Kristiyanta Nugraha, MM memberikan Pengertian bahwa Posyandu Integrasi adalah meyatukan kegiatan yang sama antara Posyandu Balita, BKB, PAUD dll Posyandu Integrasi ini harus terbetuk agar tercipta kegiatan yang lebih efektif dan efisien. Sedangkan pelaksanaan kegiatan ini di lakukan di Posyandu Desa dengan melibatkan Kader Posyandu, Bunda PAUD, SKD yang merupakan kepanjangan tangan dari PLKB.

dr. Pitut Kristiyanta Nugraha, MM saat memberikan materi pembentukan Posyandu Integrasi

Kesepakatan yang sudah dilakukan dalam pembentukan Posyandu Integrasi di Ruang Pertemuan Citra UPTD Puskesmas Wonogiri 1 pada hari rabu tanggal 16 Mei 2018 yang lalu, tahun 2018 akan di laksanakan di Desa Sonoharjo dan Desa Wonoharjo, sedangkan rencana untk tahun 2019 di Desa Wonoboyo, Desa Purworejo dan Desa Purwosari.Pada Kesempatan yang sam Petugas Promosi Kesehatan UPTD Puskesmas Wonogiri 1 Idayu KE, SKM menambahkan bahwa instansi terkait dalam pembentukan Posyandu Integrasi adalah Dinas Pendidikan, PLKB, Dinas Kesehatan, PMD dan Pemerintah Desa.

Pembentukan Posyandu Integrasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Wonogiri1

Kendala dalam pembentukan Posyandu Integrasi yang dihadapi dimasyarakat berupa belum adanya gedung dan kurangnya kader, bisa disikapi dengan membuat Rencana Tindak Lanjut berupa menganggarkan melalui Dana Desa dan merekrut serta melatih kader kesehatan yang baru, seperti yang disampaikan Idayu KE, SKM dalam akhir kesempatan tersebut. (ki surakso wojo)

Fasilitasi Pemulasaraan Jenazah Penderita Penyakit Menular di UPTD Puskesmas Wonogiri 1

Fasilitasi Pemulasaraan Jenazah Penderita Penyakit Menular di UPTD Puskesmas Wonogiri 1

Berkembangnya penyakit menular  ( AIDS,  Kholera, TBC, Hepatitis  dsb ) yang berujung kematian, menjadikan salah satu perhatian program di UPTD Puskesmas Wonogiri 1.  Beberapa jenis penyakit menular yang berujung kematian, terkadang menjadi kendala di masyarakat dalam pemulasaraan jenasah. Dikarenakan cara memandikan jenazah pengidap penyakit menular tidak bisa dilakukan sembarangan. Oleh karena itu diperlukan fasilitasi pemulasaraan jenazah bagi masyarakat yang biasa menangani pemulasaraan jenazah di Desa / Kelurahannya. Salah satu standar operasi prosedur pemulasaraan jenazah adalah menggunakan universal precaution ( UP ), yang terdiri atas penutup kepala, masker, google ( penutup hidung ), sarung tangan, pakaian steril dan sepatu bot. Pemulasaraan jenazah penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu menerapkan Kewaspadaan Universal tanpa mengabaikan budaya dan agama yang dianut. Dalam pelaksanaannya berekesan aneh dan ribet, untuk itu setiap tenaga kesehatan harus bisa memberikan informasi dan bertindak sesuai ketentuan agar penanganan jenazah tidak menambah risiko penularan penyakit menular. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2018, di Ruang Pertemuan Citra Puskesmas Wonogiri 1, Jl P. Diponegoro 97 Wonogiri, seperti yang disampaikan oleh H. Marsudi, S.Kep, Ners, pengelola Program Pengendalian Penyakit.

Pada kesempatan yang sama dr. Pitut Kristiyanta Nugraha, MM. Kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1 menyampaikan bahwa, kegiatan ini sebagai langkah universal precaution terhadap jenazah penyakit menular. Dengan harapan hasil dari fasilitasi pemulasaraan jenazah penyakit menular untuk di implementasikan dan disebarluaskan kepada masyarakat yang biasa melakukan pemulasaraan jenazah.

Peserta Fasilitasi Pemulasaraan Jenazah dengan Penyakit Menular yang dilaksanakan UPTD Puskesmas Wonogiri 1 bersama KUA Kec Wonogiri

H. Andi Firmansyah. SAg, MM kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Wonogiri, yang menjadi salah satu narasumber pada kegiatan tersebut juga menyampaikan, bahwa kerjasama lintas sektor kesehatan dengan kementrian Agama dalam memadukan ilmu perawatan jenazah penyakit menular sangat duperlukan agar tidak bertentangan dengan norma agama dan budaya. Dan sangat mendukung kegitan tersebut, dengan harapan bisa dilaksanakan di masyarakat, terutama bagi jenazah dengan penyakit menular. Diharapkan stigma di masyarakat tidak ada pemikiran tindakan tersebut merupakan bentuk diskriminasi. Tapi, sebagai upaya melindungi perawat jenazah agar tidak tertular penyakit yang sama,” tuturnya.

Selanjutnya H Marsudi, menyampaikan bahwa air yang digunakan  harus dibubuhi clorin / kaporit supaya virus yang berpotesi menularkan bibit penyakit bisa mati,
Untuk percikan darah dianjurkan menggunakan  Klorin dari bahan pemutih dengan pengenceran 1:10 sampai 1:100. Dengan cara ini akan meminimalkan risiko terpajan darah atau cairan tubuh. Beberapa yang juga harus diperhatikan, yakni seperti dipastikan air bekas memandikan jenazah bisa langsung mengalir ke got atau saluran pembuangan, dan jangan sampai tergenang. dikarenakan, genangan tersebut memungkinkan terjadinya penularan virus dan penyebaran penyakit. Prosedur yang mesti dipatuhi dalam pemulasaraan jenazah dengan penyakit menular adalah :

Salah satu peserta Fasilitasi Pemulasaraan Jenazah dengan Penyakit menular sedang melaksanakan praktek
  1. Mencuci tangan pakai sabun.
  2. Semua petugas dan keluarga yang akan menangani jenazah wajib menggunakan pakaian sesuai ketentuan diatas
  3. Mengenakan msker dan pelindung mata
  4. Bila ada luka tutup dan plester kedap air.
  5. Lepaskan pakaian kotor dan tempatkan pada tempat yang tersedia
  6. Atur jenazah dalam posisi terlentang.
  7. Tutup kelopak mata, telinga, mulut dengan kapas lembab
  8. Bersihkan jenazah
  9. Tempatkan di tempat yang tersedia.

Dalam akhir kesempatan disampaikan juga bahwa prinsip Kewaspadaan Universal adalah memperlakukan setiap cairan tubuh, darah, dan jaringan tubuh manusia sebagai bahan infeksius. ( Bambang )