Penyakit Skabies

Skabies atau kudis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi tungau Sarcoptes scabiei. Kudis adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya rasa sangat gatal di kulit, terutama pada malam  hari, disertai dengan timbulnya ruam bintik-bintik menyerupai jerawat atau lepuhan kecil bersisik. Kondisi ini merupakan dampak dari adanya tungau yang hidup dan bersarang di kulit.

Jumlah tungau yang terdapat di kulit penderita kudis berkisar 10-15 ekor, dan dapat berkembang biak hingga berjumlah jutaan, dan menyebar ke bagian tubuh lain, jika tidak mendapatkan penanganan tepat.

Kudis merupakan penyakit yang mudah menular, baik secara kontak langsung atau  tidak. Maka dari itu, jika telah merasakan gejala-gejala kudis, dianjurkan untuk segera menemui dokter.

Penyebab Kudis

Kudis disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau  tersebut membuat lubang menyerupai terowongan pada kulit untuk dijadikan sarang. Mereka bertahan hidup dengan menjadi benalu di kulit manusia.

Penularan tungau Sarcoptes scabiei terjadi melalui 2 cara, yaitu:

  • Kontak langsung, seperti melalui pelukan atau berhubungan seksual. Berjabat tangan hanya memiliki potensi kecil menularkan tungau.
  • Tidak langsung, misalnya berbagi peggunaan pakaian atau tempat tidur dengan orang yang menderita kudis.

Risiko kudis menular tergolong tinggi pada:

  • Anak-anak, terutama yang tinggal di asrama.
  • Orang  dewasa yang aktif secara seksual.
  • Seseorang  yang tinggal di panti jompo.
  • Seseorang  yang tengah dirawat di rumah sakit.
  • Seseorang  yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita HIV atau kanker.

Gejala Kudis

Kudis ditandai dengan munculnya rasa gatal  hebat, terutama saat malam hari, disertai timbulnya ruam bintik-bintik menyerupai jerawat. Ruam  yang  muncul juga dapat berupa lepuhan kecil dan bersisik. Pada anak-anak dan orang dewasa, gejala tersebut dapat muncul pada area:

  • Ketiak
  • Sekitar payudara
  • Puting
  • Siku
  • Pergelangan tangan
  • Sela-sela jari
  • Pinggang
  • Sekitar kelamin
  • Bokong
  • Lutut
  • Telapak kaki

Sedangkan pada bayi, balita, dan  lansia, gejala dapat muncul di area:

  • Kepala
  • Wajah
  • Leher
  • Tangan
  • Telapak kaki

Diagnosis Kudis

Dokter akan  menanyakan riwayat  munculnya gejala, riwayat kesehatan, dan faktor yang diduga menyebabkan pasien tertular tungau, serta melakukan  pemeriksaan fisik.

Setelah itu, dokter dapat melanjutkan  pemeriksaan dengan melakukan serangkaian tes untuk mengesampingkan kondisi lain yang juga dapat menimbulkan gejala serupa dengan kudis, seperti alergi obat, eksim, dan dermatitis. Beberapa tes yang digunakan dokter untuk memastikan kondisi yang diderita pasien:

  • Uji tinta. Pemeriksaan ini dilakukan dengan  mengoleskan tinta khusus pada area kulit yang bermasalah. Setelah tinta dioleskan, kulit akan dibasuh dengan kapas yang telah diberikan alkohol. Jika terdapat sarang tungau, tinta akan tertinggal di kulit dan membentuk garis-garis kecil.
  • Pemeriksaan mikroskopis. Tungau  penyebab kudis tidak selalu terlihat kasat mata. Maka dari  itu, pemeriksaan ini bertujuan  untuk mendeteksi tungau di tubuh dengan mengikis sebagian kecil area yang bermasalah untuk dijadikan sampel. Sampel tersebut kemudian akan diperiksa lebih lanjut di laboratorium.

Pengobatan Kudis

Penanganan  kudis bertujuan untuk membasmi tungau  penyebabnya. Dokter akan  meresepkan obat oles permethrin untuk membunuh tungau beserta telurnya.

Penggunaan obat dilakukan saat  malam  hari, dengan dioleskan ke bagian tubuh  yang mengalami kudis.

Penting  untuk diketahui bahwa gejala dapat terasa memburuk di awal pengobatan. Hal itu tergolong wajar. Gejala akan mulai berkurang setelah satu minggu pengobatan, dan sembuh sepenuhnya setelah 4 minggu pengobatan.

Pasien dapat melakukan perawatan  sederhana di rumah  guna mengurangi rasa gatal yang timbul akibat kudis. Di antaranya:

  • Berendam di air dingin, atau menempelkan kain basah pada area kulit yang bermasalah.
  • Menggunakan losion kalamin seperti Caladine. Namun, konsultasikan  terlebih dahulu mengenai penggunaannya dengan dokter.

Pencegahan Kudis

Cara paling ampuh untuk mencegah kudis adalah dengan menjaga diri agar tidak terpapar tungau Sarcoptes scabiei, baik melalui kontak langsung dengan penderita atau secara tidak langsung.

Sedangkan bagi penderita, lakukanlah hal-hal berikut ini untuk mencegah kudis menulari orang lain:

  • Bersihkan semua pakaian atau barang  pribadi  menggunakan  sabun dan air hangat. Lalu, keringkan di udara yang panas.

Bungkus dengan  plastik barang  yang  berpotensi terkontaminasi tungau, namun  tidak bisa dicuci. Lalu, letakkan  di tempat yang jauh dari jangkauan. Tungau  yang terdapat di barang tersebut akan  mati dalam beberapa hari. ( dr. Winny Melinarisa Putri / UPTD Puskesmas Wonogiri 1)