Edukasi bagi Ibu Hamil

Kelas ibu hamil adalah  sarana edukasi tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. Selain itu kelas ibu hamil juga bertujuan berbagi pengalaman antara peserta / bumil, ibu hamil dengan petugas kesehatan / bidan dengan tujuan terjadi interaksi dan saling mengedukasi. Dengan sasaran seluruh ibu hamil pada umur kehamilan 4 s/d 36 minggu dalam satu wilayah tertentu atau wilayah yang disepakati. Kemudian untuk senam ibu hamil sebaiknya untuk peserta dengan umur kehamilan lebih dari 20 minggu. Karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Sedangka jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai informasi penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya, kata Ida Kristiani Bidan UPTD Puskesmas Wonogiri 1 yang bertugas di Desa Bulusulur.

Bidan Ida Kristiyani Baju biru saat memeriksa kesehatan ibu hamil

Bidan Ida Kristiyani bersama Idayu Kurniawati pelaksana Promkes UPTD Puskesmas Wonogiri 1, pada hari Kamis, 30/8/2018 melaksanakan program kelas ibu hamil. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Balai Desa Bulusulur dengan jumlah peserta 10 orang dari wialayah desa Bulsulur. Dalam kesempatan tersebut Idayu memberikan edukasi tentang Germas atau Gerakan masyarakat untuk hidup sehat, utamanya Germas bagi ibu hamil dengan memeriksakan kehamilan minimal 4 kali ke puskesmas atau PKD. Selain itu disampaikan juga tentang aktifitas fisik bagi ibu hamil dan PHBS / Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Kelas Ibu Hamil di Balai Desa Bulusulur

Menanggapi hal tersebut Dwi Prasetyo,ST Kepala Desa Bulsulur menyampaikan “Untuk kelas ibu hamil memang merupakan penjabaran dari panca program Bupati Wonogiri, disini kepala Desa Bulusulur dalam menjabarkan pinter rakyate dikolaborasi/diinovasi dengan program Jateng Gayeng nginceng wong meteng. Mulai dari ibu hamil sampai lansia desa bulusulur sangat mendukung sekali. Agar masyarakat menjadi pinter dalam menejemen menjaga pribadi dan bisa bermanfaat untuk orang lain”. (mBinG)

Gerakan Sapu Bersih di Dusun Norogo Pokoh Kidul

Gerakan Pemantauan Jentik Berkala / PJB secara rutin dilakukan oleh Kader Kesehatan dan seluruh masyarakat Dusun Norogo Rt 3 Rw 7 Desa Pokoh Kidul. Kegitan ini bertujuan untuk memantau jentik nyamuk DBD, yang diikuti oleh seluruh masyarakat dusun dengan dipimpin langsung oleh Sunarto Kepala Dusun Norogo. Dari 30 rumah yang dipantau angka bebas jentiknya adalah lebih dari 95%, hal ini menunjukan bahwa vector penyakit DBD di dusun tersebut bisa dikendalikan. Masyarakat yang rutin dalam melakukan PSN / Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M ( menguras, menutup dan menimbun ) ternyata efektif untuk memutus mata rantai penyakit tersebut. Dan wilayah dusun Norogo dinyatakan bukan daerah endemis penyakit DBD karena hampir 3 tahun lebih tidak ada laporan penyakit DBD.

Masyarakat Dusun Norogo Rt 3/7 Pokoh Kidul dalam Gerakan Sapu Bersih

Selain itu ada Gerakan Sapu Bersih, yaitu suatu gerakan kebersihan lingkungan yang dilaksanakan setiap hari Minggu di dusun tersebut, yang juga dipimpin langsung oleh Kepala Dusun Norogo. Gerakan ini adalah suatu kegiatan untuk membersihkan lingkungan secara serentak di seluruh pelosok dusun Norogo Rt 3 Rw 7 Pokoh Kidul.  Dengan menggunakan seragam kaos warna hijau muda dengan tulisan Gerakan Sapu Bersih, masyarakat sangat antusias dalam kegiatan tersebut, dalam suasana penuh kegembiraan sehingga mampu menjadikan sarana komunikasi yang efektif di dusun tersebut.

Usai melakukan gerakan sapu bersih, masyarakat makan bareng dengan sayur dan buah-buahan

Kegiatan ini juga merupakan salah satu kegiatan unggulan masyarakat dusun Norogo dalam mewujudkan salah satu program Bupati Wonogiri yaitu “sehat wargane”. Usai kegiatan tersebut seluruh masyarakat dusun yang melaksanakan kegiatan gerakan sapu bersih mengadakan makan bersama. Dalam menu makan tersebut  juga ada nasi thiwul ciri khas makanan Wonogiri, juga disediakan sayuran serta buah-buahan.

Gerakan sapu bersih untuk mewujudkan “sehat wargame”

Imelda Tuti N bidan desa yang bertugas di Desa Pokoh Kidul selalu memberikan motivasi kepada masyarakat, bahwa Germas atau gerakan masyarakat untuk hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan, aktifitas fisik dan makan buah serta sayur dalam satu rangkaian Gerkan Jumat bersih dan Gerakan Sapu Bersih. Banyak  sekali nilai-nilai positifnya yang bisa dikembangkan diantaranya adalah kerjasama, gotong royong semua warga utk peduli lingkungan lingkungan yangg bersih akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Imelda Tuti , Bidan yang bertugas di Desa Pokoh Kidul

Menanggapi hal tersebut Kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1 dr. Pitut Kristiyanta Nugraha, MM menyatakan bahwa kegiatan yang berbasis partisipatif oleh masyarakat dusun tersebut, untuk mewujudkan masyarakat yang peduli dan berbudaya lingkungan, untuk itu masyarakat perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran dan pembiasaan kebersihan lingkungan. Terwujudnya Dusun Norogo yang bersih dan nyaman akan memberikan suasana yang kondusif untuk bermasyarakat. Selain itu, dengan pembiasaan hidup bersih dan sehat di masyarkat, akan mampu mengendalikan penyakit yang berbasis lingkungan seperti diare, DBD, cholera, dll (mBinG)

Kepala DKK Wonogiri memantau pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Wonogiri 1

Hari selasa, 28/8/2018 atau pada hari kedua pelayanan kesehatan UPTD Puskesmas Wonogiri 1 di kampus Akbid GSH Wonogiri dipantau oleh Kepala DKK Wonogiri, dr. Adhi Dharma. Dalam kesempatan tersebut disampaikan kepada seluruh karyawan UPTD Puskesmas Wonogiri 1, untuk tetap memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, walau dalam kondisi yang darurat sekalipun.

dr. Adhi Dharma saat memantau pelayanan kesehatan di tempat relokasi

Jumlah kunjungan pada hari itu menurut Marmi bagian loket, masih stabil seperti saat masih di gedung yang akan dibangun. Walau dengan kondisi yang serba darurat, pelayanan kesehatan bisa dilaksanakan dengan lancer. Dan meskipun tidak ada angkutan umum yang melintasi kampus Akbid, ternyata pasien rela berjalan kaki sekitar 500m menuju tempat relokasi, kata Marmi.

Kepala DKK Wonogiri di ruang tungg tempat pelayanan kesehatan UPTD Puskesmas Wonogiri 1 di kampus Akbid

Sementara itu proses pemindahan alat kesehatan dan meubeler di Gedung UPTD Puskesmas Wonogiri 1 masih berlangsung. Alat-alat tersebut adalah asset Negara yang mesti dijaga jangan sampai rusak atau hilang, sesuai pesan Kepala DKK Wonogiri. Sutanto selaku koordinator pemindahan alat mengatakan bahwa mungkin masih seminggu lagi proses pemindahan tersebut baru akan selesai. Dengan menggunakan armada pickup milik DKK Wonogiri, Sutanto bersama dengan Timnya hampir setiap hari seminggu ini memindahkan alat-alat tersebut ke Pustu / PKD wilayah kerja Puskesmas Wonogiri 1, dengan masih suasana penuh canda tawa untuk menghilangkan rasa lelah.

Evaluasi tim relokasi di ruang Kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1

Siang itu seusai makan siang tim relokasi mengadakan koordinasi di gedung Akbid, untuk mengadakan evaluasi proses relokasi. Suseno Hadi Saputro, SE Kasubag TU UPTD Puskesmas Wonogiri, menyampaikan terima kasih atas kerja keras tim yang melakukan proses pemindahan alat kesehatan dan meubeler. Disampaikan juga agar tetap bersemangat dalam menjalankan tugas, dengan suasana kekeluargaan dan persaudaraan. (mBinG)

Hari pertama pelayanan kesehatan di tempat relokasi

Hari pertama pelayanan kesehatan di tempat relokasi

Hari pertama pelayanan kesehatan UPTD Puskesmas Wonogiri 1, di tempat relokasi Kampus Akbid GSH Wonogiri sudah berjalan sesuai dengan rencana. Dan jumlah kunjungan pasien pada hari itu Senin, 27/8/2018 ternyata masih sama dengan saat masih di gedung Puskesmas Wonogiri 1, Jl P Diponegoro 97 Wonogiri, yaitu dikisaran 120 kunjungan.

Suasana ruang tunggu tempat relokasi pelayanan kesehatan di Kampus Akbid GSH Wonogiri

Dalam hari itu 4 kali Mobil puskesling yang disiapkan untuk angkutan / shuttle bagi pasien yang terlanjur datang ke gedung yang akan dibangun tersebut. Mereka adalah para pasien yang belum tahu adanya informasi bahwa tempat pelayanan kesehatan dipindahkan ke Kampus  Akbid GSH Wonogiri.  Salah satu pasien tersebut bernama Supono dari Timang Wonokerto mengatakan, “saya belum tahu kalau pelayanan kesehatan dipindahkan, dan saya berterima kasih karena disediakan angkutan berupa mobil puskesling untuk mengantar saya ke lokasi pelayanan”.  Dan seorang pasien dari Kecamatan Sidoarjo yang tidak mau disebut namanya juga mengatakan, “saya tadi naik bis dari sidoarjo, bilang mau turun di puskesmas mbantarangin (Puskesmas Wonogiri 1 ), tapi diberitahu kalau puskesmas pindah di kampus Akbid oleh kernet bis, karena sudah terlanjur sampai mbantarangin maka saya diantar oleh petugas puskesmas dengan mobil puskesling, terima kasih kepada puskesmas mbantarangin yang telah memberikan pelayanan dengan baik”.

Pelayanan ruang obat di tempat relokasi kampus Akbid GSH Wonogiri

Sementara itu di tempat relokasi pelayanan kesehatan di kampus Akbid GSH Wonogiri, Ari Rahayu petugas Simpus mengatakan bahwa pelayanan bisa dilaksanakan dengan aman dan lancar, dengan jumlah kunjungan pasien 120 orang. Kami mengira pasien akan berkurang karena lokasinya jauh dari jalan raya, tapi ternyata jumlah kunjungan masih sama saat di gedung yang akan dibangun, katanya.

Tempat pendaftaran pelayanan kesehatan di relokasi kampus Akbid GSH Wonogiri

Kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1 dr. Pitut Kristiyanta Nugraha,MM mengatakan bahwa pelayanan kesehatan kepada masyarakat tetap akan dilaksanakan dengan baik sesuai ketentuan, sekali lagi kami mohon maaf kepada seluruh pasien yang datang karena tempat pelayanan yang belum tertata dengan baik, namun kami akan benahi semua kekurangan termasuk ruang IGD. (mBinG)

Mobil Puskesling siap antar pasien ke tempat pelayanan kesehatan

Mobil Puskesling siap mengantarkan pasien ke tempat pelayanan kesehatan di Kampus Akbid

Minggu 26/8/208 relokasi pelayanan kesehatan UPTD Puskesmas Wonogiri 1 ke Kampus Akbid GSH Wonogiri tetap dilaksanakan. Walau hari libur seluruh karyawan puskesmas dengan dipimpin langsung oleh dr. Pitut Kristiyanta Nugraha, MM Kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1. Dengan suasana canda dan tawa proses relokasi yang melelahkan tetap dilakukan dengan semangat.

Sutanto saat memasang papan penujuk arah ke pelayanan kesehatan UPTD Puskesmas Wonogiri 1 di perempatan arah DPU Kab Wonogiri

Dalam kesempatan tersebut dr. Pitut kembali mengingatkan bahwa hari itu proses penyiapan tempat pelayanan harus sudah selesai, agar tidak mengecewakan pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Kepada masyarakat kami mohon maaf jika dalam awal relokasi tempat pelayanan kesehatan di Kampus Akbid agak sedikit terganggu, dan kami akan tetap berproses memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat. Dalam proses relokasi tersebut dr. Pitut juga memantau seluruh persiapan baik tata letak maupun alur pelayanan, instalasi kelistrikan dan air, bahkan jaringan internet yang koneksi dengan BPJS juga tidak lepas dari pemantauannya. Termasuk jaringan telepon tetap masih menggunakan nomer 0273 322178 milik Puskesmas saat masih di Jl. P Diponegoro 97 Wonogiri.

Ganjar Sungkowo saat memasang tirai penyekat di pelayanan kesehatan gigi

selain itu dr. Pitut juga mengatakan agar pasien tidak kebingungan dalam mencari lokasi kampus Akbid yang dijadikan tempat relokasi pelayanan kesehatan, dipasang beberapa papan penunjuk arah. Yang dipasang dari depang gedung puskesmas , dan di perempatan jalan arah kantor DPU Kabupaten Wonogiri, yang berjarak sekitar 1 Km.

Imelda sedang menata peralatan di salah satu ruangan

Yang tidak kalah penting adalah kesiapan Mobil Puskesling yang akan dijadikan sarana mengangkut pasien yang naik kendaraan umum dan terlanjur turun di lokasi puskesmas  yang dibangun. Kami sudah siapkan kendaraan tersebut, agar pasien tidak merasa kecewa karena tidak tahu kalau pelayanan dipindahkan ke Akbid. Pasien yang datang dan tidak membawa kendaraan akan kami antar ke tempat pelayanan di kampus Akbid. Mobil Puskesling tersebut akan kami siapkan sejak pukul 07.00 WIB setiap hari dalam seminggu ini, kata dr. Pitut (mBinG)

UPTD Puskesmas Wonogiri 1 dalam proses relokasi

UPTD Puskesmas Wonogiri 1 dalam proses relokasi

Banner pengumuman relokasi pelayanan kesehatan ke kampus Akbid

Proses relokasi pelayanan kesehatan UPTD Puskesmas Wonogiri 1 ke kampus Akbid GSH Wonogiri masih berjalan. Dan pada Sabtu,25/8/2018 Kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1 dr. Pitut Kristiyanta Nugraha,MM kembali  memberikan arahan pada tim relokasi dan seluruh karyawan. Yang pertama kembali ditekankan bahwa pelayanan di tempat relokasi nanti jangan sampai mengecewakan pasien, untuk itu diperlukan setting lokasi sesuai rencana. Terutama tata letak maupun alur pelayanan kesehatan diharapkan bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien.

Selain memberikan arahan, dr. Pitut juga aktif dalam relokasi pelayanan kesehatan ke kampus Akbid

Yang kedua  dr. Pitut juga memberikan arahan agar mobil Puskesling untuk siaga di area Puskesmas Wonogiri 1, Jl P Diponegoro 97 Wonogiri. Yang akan bertugas untuk sebagai sarana angkutan / shuttle bagi pasien yang naik kendaraan umum dan terlanjur turun di gedung yang akan dibangun. Hal ini dilakukan untuk memberikan pelayanan yang terbaik agar pasien tidak  kecewa karena belum tahu kepindahan sementara pelayanan kesehatan. Mobil Puskesling tersebut akan membawa pasien tersebut ke Kampus Akbid yang dijadikan relokasi pelayanan kesehatan.

suasana relokasi dilakukan dengan penuh canda tawa, sehingga rasa lelah tidak terasa

Selain perangkat keras yang perlu direlokasi adapula perangkat lunak yang tidak kalah penting dalam perpindahan tersebut. Yaitu jaringan internet juga dipindahkan ke kampus Akbid GSH Wonogiri, hal ini dilakukan karena pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Wonogiri 1 sudah online dan terkoneksi dengan kantor BPJS. Andrian Kurniawan dan Ari Rahayu yang bertugas sebagai operator jaringan internet mengutarakan bahwa proses pemindahan perangkat yang terkait dengan jaringan internet ditargetkan hari minggu sudah bisa diselesaikan, sehingga pada hari Senin, 27/8/2018 sudah bisa online dan terkoneksi dengan BPJS. Sementara itu Rofik yang mengkoordinir pemindahan alat berupa meubeler mengatakan, walau dalam suasana kelelahan karena hampir tiap hari mengangkut peralatan yang cukup berat, suasana keakraban dan saling canda dilakukan untuk mengurangi rasa lelah. (mBinG)

Kepala DKK Wonogiri memantau proses relokasi pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Wonogiri 1

Proses relokasi untuk pelayanan kesehatan UPTD Puskesmas Wonogiri 1 masih berlangsung. Dengan harapan mulai hari Senin, 27/8/2018 pelayanan kesehatan di Kampus Akbid GSH Wonogiri yang dijadikan tempat sementara selama pembangunan gedung puskesmas bisa dilaksanakan. Kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1 dr. Pitut Kristiyantan Nugraha, MM memimpin langsung proses relokasi tersebut. Bukan hanya memberikan arahan saja, tapi juga aktif dalam memindahkan beberapa alat ke tempat relokasi.

Alat kesehatan di ruang KIA siap direlokasi ke Kampus Akbid GSH Wonogiri

Hari Jum’at 24/8/2018 saat proses pemindahan alat kesehatan sedang berlangsung Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri, dr.Adhi Dharma meninjau langsung ke UPTD Puskesmas Wonogiri 1. Dan pada saat itu dr. Pitut melaporkan proses relokasi pelayanan kesehatan ke Kampus Akbid GSH Wonogiri. Selama proses relokasi pelayanan kesehatan kepada masyarakat masih dilaksanakan sesuai ketentuan, bahkan bersamaan pada saat itu sedang dilaksanakan pelayanan bagi anggota prolanis penderita DM yang berjumlah 100orang lebih, kata dr. Pitut. Selain itu kami berusaha semaksimal mungkin agar pelayanan di kampus Akbid GSH mulai Senin, 27/8/2018 bisa dilaksanakan dengan baik.

Pemindahan alat kesehatan ke Kampus Akbid GSH Wonogiri

Selain relokasi secara fisik, kami juga berkoordinasi dengan Forkompinca Wonogiri, Dinas terkait tingkat kecamatan, Kepala Desa/Lurah, kader kesehatan maupun tokoh masyarakat agar bisa membantu memberikan informasi kepada masyarakat tentang pelayanan kesehatan UPTD Puskesmas Wonogiri 1 selama menempati di kampus Akbid, dr. Pitut menambahkan.

Seluruh karyawan UPTD Puskesmas Wonogiri 1 saat melakukan pemindahan ke Akbid wonogiri

Dalam kesempatan tersebut dr.Adi Dharma berpesan kepada seluruh karyawan UPTD Puskesmas Wonogiri 1 untuk proses perpindahan sementara yang pertama dilakukan sosialisasi secara masive ke masyarakat melalui saluran media yang ada agar masyarakat tidak merasa terganggu pelayanannya.  Yang kedua puskesmas saat proses pelayanan di lokasi baru nanti, agar di siapkan mobil puskesling untuk membantu mengantar pasien, utamanya pasien dengan menggunakan angkutan umum yang terlanjur turun di puskesmas yang lama. Mobil puskesling tersebut sebagai angkutan shuttle, sifatnya sementara, untuk beberapa hari saja. Dan yang ketiga tetap menjaga secara baik aset/barang milik negara, jangan sampai kececer baik di lokasi yang lama maupun yang baru. (mBinG)

Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Wonogiri 1, dipindahkan ke Kampus AKBID GSH Wonogiri

Tahun 2018 sesuai dengan rencana gedung UPTD Puskesmas Wonogiri 1 akan dibangun, guna meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk itu selama proses pembangunan gedung puskesmas, maka pelayanan kesehatan sementara akan dilaksanakan di gedung Kampus Akbid Giri Satria Husada Wonogiri.

Proses pemindahan sarana untuk pelayanan kesehatan di Kampus Akbid GSH Wonogiri

Seperti yang disampaikan dr. Pitut Kristiyanta Nugraha, MM kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1. “sehubungan dengan akan dilaksanakan renovasi total gedung UPTD Puskesmas Wonogiri 1, maka kami sampaikan bahwa mulai hari Senin, 27/8/2018 pelayanan puskesmas pindah ke Gedung Akbid Giri Satria Husada, untuk hal tersebut kami mohon maaf bila kurang nyaman dalam pemberian pelayanan kesehatan”. Hal ini perlu diinformasikan kepada seluruh masyarakat maupun segenap jajaran pemerintahan di tingkat Desa sampai Kabupaten, agar pelayanan kami tetap optimal kepada masyarakat.

Lebih lanjut dr. Pitut mengharapkan kepada seluruh masyarakat untuk menyebarluaskan informasi tersebut. Dan mohon doa restunya agar selama proses pembangunan berjalan dengan lancar, sehingga pelayanan kesehatan bisa kembali dilaksanakan di gedung baru yang bertempat di lahan semula, yang berada di Jl. P Diponegoro 97 Wonogiri.

Juga disampaikan bahwa selama proses pemindahan peralatan, pelayanan kesehatan tetap dilaksanakan sesuai ketentuan. Sehingga masyarakat tidak perlu kwatir dengan pelayanan kami, demikian dr. Pitut mengatakan hal tersebut dalam amanat apel pagi pada hari Kamis 23/8/2018 yang diikuti oleh seluruh karyawan UPTD Puskesmas Wonogiri 1. (mBinG)

Sehat di hari raya Idul Adha

Seusai sholat idhul adha, banyak hewan kurban yang disembelih untuk disedekahkan. Dan salah satu hewan kurban favorit adalah kambing, daging kambing memang memiliki banyak manfaat dan berkhasiat untuk tubuh. Tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan tidak baik bagi kesehatan, apalagi jika memiliki riwayat penyakit jantung dan kolesterol, kata dr. Andri Fatmawati UPTD Puskesmas Wonogiri 1.

dr. Andri Fadmawati, dokter intersip UPTD Puskesmas Wonogiri 1

Selanjutnya dr. Fatma menerangkan pada saat idul adha ada baiknya untuk bijaksana dalam mengkonsumsi daging, pilih daging dengan kandungan lemak yg rendah dan hindari konsumsi jeroan. Hindari juga produk olahan bakso, sosis, maupun burger karna biasanya mengandung lemak yg tinggi. Dalam cara pengolahan juga  hindari penggunaan banyak garam dan minyak, pemanggangan merupakan salah satu cara yg lebih baik. Terutama adalah batasi konsumsi daging tidak lebih dari 100gram dan upayakan untuk perbanyak mengkonsumsi buah-buahan serta sayur-sayuran.

Ada beberapa tips yang bisa dilaksanakan agar kita tetap sehat saat merayakan hari raya idul adha, karena kita tidak berharap di hari bahagia tersebut kesehatan kita terganggu karena konsumsi daging. Kandungan lemak yang tinggi dalam kandungan daging bisa dinetralisir dengan buah mentimun, karena sifat buah tersebut mampu menyeimbangkan unsur panas yang ada pada daging kambing. Disarankan juga setelah memakan daging kambing untuk minum jus jeruk. Selain sebagai penetral lemak dalam tubuh, jus jeruk berguna sebagai pembersih kerongkongan dari sisas lemak yang biasanya menempel di mulut, serta disarankan hindari minuman yang mengandung kafein. Kurangi juga makanan manis yang mengandung kalori tinggi. Jika tetap mengkonsumsi daging kambing bersama makanan manis sama artinya menimbun lemak dan kalori. Hasil dari timbunan kalori tersebut yang meningkatkan resiko obesitas, dan resiko terburuk dari obesitas adalah penyakit kardiovaskular, kata dr. Fatma.

Selain itu dengan mengolah daging dengan benar dan tepat dengan memperhatikan hygiene sanitasi akan mampu mengurangi resiko terkena penyakit. Diantaranya dengan diolah menjadi masakan sup atau berkuah, sehingga kolesterol yang terkandung dalam daging dapat dikurangi. Jika dimasak atau diolah menjadi sate akan sangat beresiko meningkatkan kolesterol dan kanker, dan yang terpenting adalah membatasi konsumsi daging kambing di saat hari raya idul adha, dr. Fatma mengakhiri keterangannya. (mBinG)

Higiene Sanitasi penyembelihan hewan kurban

Hari Raya idul Adha atau kurban yang dirayakan setiap tahun merupakan hari suci keagamaan bagi umat islam. Dan satu kegiatan adalah penyembelihan hewan kurban pada hari itu. Prinsip yang utama dalam pelaksanaan penyembelihan hewan kurban adalah halalan thoyiban atau penyembelihan secara baik dan benar dengan memperhatikan kondisi hewan kurban. Karena banyaknya hewan kurban yang disembelih dan dilakukan secara hampir bersamaan, terkadang kegiatan tersebut menghadapi kendala fasilitas dan sumber daya manusia yang terampil. Penyembelihan hewan kurban saat ini dilakukan oleh masyarakat di luar rumah potong hewan / RPH, dan biasanya dilakukan di lahan yang luas dan terbuka, namun hal tersebut tidak boleh dijadikan alasan untuk mengabaikan prinsip halalan thoyiban.

dr. Pitut Kristiyanta Nugraha, MM Kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1

Dalam penyembelihan hewan pemerintah mengatur dalam Undang-Undang RI Nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berisikan semua hewan berkaki empat harus dipotong di RPH, kecuali untuk upacara adat, hari besar keagamaan dan pemotongan darurat dengan catatan masih di bawah pengawasan pemerintah daerah. Seluruh kegiatan tersebut seharusnya dibawah pengawasan dokter hewan atau petugas kesehatan yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang. Dalam pelaksanaan penyembelihan hewan kurban, petugas pengawas hanya bertanggungjawab dalam hal kesehatan hewan kurban sehingga diharapkan daging hewan kurban yang dihasilkan bebas dari penyakit hewan menular dan zoonosis. Panitia pemotongan hewan kurban kadang hanya memfokuskan pada tata cara penyembelihan halal saja untuk mendapatkan daging yang halal, sedangkan aspek higiene dan sanitasi cenderung terlupakan. Pada saat penanganan daging, peranan petugas kesehatan sangat kecil mengingat relatif banyak panitia yang terlibat dalam pemotongan dan penanganan daging tetapi harus selalu dilakukan untuk menghasilkan daging yang aman. Hal ini memungkinkan terjadinya kontaminasi mikroba pada daging hewan kurban melebihi Standar Nasional Indonesia (SNI). Selain itu, terbatasnya sarana dan prasarana serta pengetahuan aspek higiene dan sanitasi panitia penyembelih hewan kurban juga dapat menjadi penyebabnya. Daging merupakan sumber nutrisi yang sangat berguna bagi manusia, tetapi berguna juga untuk kelangsungan hidup mikroba. Mikroba yang biasa disebut juga mikroorganisme terdapat dimana-mana di sekeliling kita, maka dengan dilakukannya penyembelihan hewan di luar RPH dengan sarana dan prasarana serta penanganan seadanya dapat menimbulkan kontaminasi mikroba yang tinggi pada daging yang dihasilkan. (Theresia Aurensia Aurora / Higiene dan Sanitasi Tempat Pemotongan Hewan Kurban )

Oleh karena itu masyarakat kami harapkan untuk menerapkan prinsip halalan thoyiban dan higiene sanitasi dalam penyembelihan dan pengelolaan daging hewan kurban. Sehingga tidak akan menimbulkan kejadian luar biasa penyakit yang diakibatkan oleh hal tersebut, dan jika terjadi KLB pada masyarakat segera hubungi petugas kesehatan kami yang ada di setiap Desa/Kelurahan wilayah kerja Puskesmas, kata dr. Pitut Kristiyanta Nugraha, MM. Selanjutnya disampaikan juga “selamat hari raya idul adha” kepada seluruh masyarakat yang merayakannya. (mBinG)