by : Ferina Tri k, Amd. Keb
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan pada semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Pada masa ini remaja akan mulai mencari jati diri, menunjukkan eksistensi dan ingin mencoba berbagai hal baru.
Berbagai cara seringkali digunakan remaja demi mendapat perhatian dan menunjukkan kemampuannya. Untuk menjadi remaja yang diakui eksistensinya baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, mereka harus selalu aktif dan bersemangat dalam belajar, berlatih, bersosialisasi maupun bernegosiasi.
Sayangnya, kadang semangat dan aktivitas mereka terhambat akibat mengalami anemia. Apa itu anemia? Anemia adalah keadaan dimana terjadi penurunan jumlah sel darah merah, hemoglobin maupun jumlah darah dibawah batas normal. Batas normal hemoglobin pada wanita diatas 12 tahun adalah 12-16gr/dl. Sedangkan pada laki-laki dewasa antara 14-18 gr/dl.
Angka kejadian anemia terutama pada remaja putri bisa dibilang cukup tinggi. Menurut data dari Kemenkes RI pada tahun 2012, sebanyak 51,7% remaja putri di Indonesia mengalami anemia. Beberapa alasan mengapa remaja putri sangat beresiko mengalami anemia adalah karena:
• kurangnya asupan zat besi pada makanan sehari-hari,
• diet yang terlalu ketat tanpa memperatikan kebutuhan nutrisi tubuh,
• perdarahan terutama pada saat menstruasi,
• faktor genetik/keturunan, dan
• adanya penyakit/infeksi berat yang dialami.
Anemia seringkali dianggap sebagai sesuatu yang sepele, dan kurang diperhatikan. Padahal anemia dapat menimbulkan berbagai efek buruk bagi tubuh. Efek yang dirasakan akibat anemia dalam jangka pendek misalnya mudah pusing, lemas, mudah mengantuk, susah konsentrasi, dan prestasi akademik yang menurun. Apabila anemia tidak ditangani dengan baik, anemia akan memberikan efek jangka panjang seperti kondisi kesehatan yang lemah dan daya tahan tubuh menurun, susah hamil, mengalami keguguran pada kehamilan muda, cacat bawaan/retardasi mental pada janin, serta meningkatnya resiko perdarahan pada saat bersalin dan nifas.
Adapun tanda gejala anemia adalah 5L (lesu, lemah, letih, lelah, lalai), sering pusing, mata berkunang-kunang, kelopak mata dan telapak tangan pucat, denyut jantung tidak teratur dan dada berdebar. Apabila ditemukan remaja dengan gejala tersebut, seyogyanya dianjurkan untuk segera menghubungi tenaga kesehatan atau datang ke puskesmas dan melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin (HB). Sehingga, apabila remaja tersebut mengalami anemia dapat segera ditangani dengan tepat.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah anemia adalah dengan mengkonsumsi makanan bergizi, dan meperbanyak makanan yang mengandung zat besi misalnya daging, ikan, ayam, hati, telur, sayuran hijau, dan kacang-kacangan. Menghindari kafein seperti teh dan kopi karena akan menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Memperbanyak asupan vitamin C yang mempercepat penyerapan zat besi. Mengkonsumsi tablet tambah darah, seminggu sekali, dan setiap hari pada saat menstruasi (bagi remaja putri). Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti cacingan, malaria dan penyakit TBC.
Sumber :
– https://dokter.in/pengertian-anemia-tanda-gejala-anemia-dan-cara-mencegahnya/
– https://dosenpsikologi.com/psikologi-remaja/
– Sri Rumini & Siti Sundari, 2004. Perkembangan anak & remaja. Jakarta: Rineka Cipta