Berikut adalah Penetapan Alur Pelayanan Bidang Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri.
Kategori: Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan
Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan
Syarat Pengajuan Rekomendasi Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) dan Izin Apotek
- SYARAT REKOMENDASI SERTIFIKAT PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA (SPP-PIRT)
- FOTO COPY KTP PEMOHON
- DAFTAR SARANA DAN PRASARANA
- DENAH LOKASI DAN BANGUNAN
- SYARAT PERNYATAAN TUNDUK PADA PERATURAN YANG BERLAKU
- FOTO PEMOHON UKURAN 4X6 SEBANYAK 2 LEMBAR
- ALUR PROSES PRODUKSI
- SURAT KETERANGAN SEHAT DARI DOKTER
- FC SERTIFIKAT PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN
PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN DILAKSANAKAN 2 KALI DALAM SETAHUN DI BULAN JULI DAN OKTOBER
- REKOMENDASI IJIN APOTEK
- FOTO COPY STRA YANG MASIH BERLAKU
- FOTO COPY SERTIFIKAT KOMPETENSI APOTEKER
- FOTO COPY KTP
- FOTO COPY KTA
- DAFTAR SARANA PRASARANA
- NIB
- UPLOAD SIPA JIKA TELAH MEMPUNYAI SIPA DI TEMPAT LAIN
Rekomendasi Perizinan Klinik
PERIZINAN KLINIK PADA OSS RBA
(Permenkes Nomor 14 Tahun 2021 )
- Teknis, meliputi :
- Dokumen pertimbangan pendirian Klinik (bagi permohonan baru) dan Dokumen Standar Usaha Klinik dari Dinas Kesehatan Kabupaten;
- Dokumen Self Assessment Klinik;
- Daftar sarana, prasarana, bangunan, peralatan dan daftar obat-obatan dan BHP;
- Daftar SDM dan struktur organisasi;
- Daftar jenis pelayanan kesehatan;
- Foto papan nama;
- Dokumen Surat Izin Praktik (SIP) tenaga kesehatan;
- Dokumen perjanjian kerja sama pembuangan limbah B3.
- Administrasi, meliputi :
- Surat permohonan dari pelaku usaha Klinik ;
- Dokumen profil Klinik
- Dokumen Lingkungan;
- Foto Copy IZin Operasional lama (Perpanjangan);
- Dokumen Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) bila ada.
Parut Kepang Puskesmas Purwantoro 1

Inovasi Parut Kepang merupakan sebuah inovasi yang direncanakan oleh Pukesmas Purwantoro I dengan nama penanggung jawabnya adalah Ani Nurmaida, AMKL. Latar belakang inovasi ini adalah karena menurut Satori, dkk (2010), secara umum manusia menganggap sampah adalah barang sisa dari aktifitas manusia dan keberadaaannya mengganggu estetika lingkungan. Meningkatnya nilai konsumsi masyarakat modern dalam memenuhi kebutuhan hidupnya juga menjadi penyumbang semakin banyaknya sampah yang harus dibuang. Tindakan penanganan dan pengelolaan sampah yang dilakukan selama ini belum menyentuh level penanganan sampah ditingkat bawah yaitu level rumah tangga. Sehingga, dalam rangka upaya penanganan sampah, Puskesmas Purwantoro I membuat sebuah inovasi bernama “Parut Kepang atau Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga untuk Peningkatan Ketahanan Pangan “. Kegiatan dari inovasi Parut Kepang ini memiliki beberapa tahapan yaitu : Sosialisasi dan koordinasi tentang pengelolaan sampah rumah tangga. Dalam tahap ini, masyarakat akan diberikan penyuluhan dan sosialisasi mengenai jenis-jenis sampah, bahan apa saja yang dapat didaur ulang, serta cara-cara mendaur ulang sampah-sampah tersebut. Pelatihan pembuatan dekomposter sederhana, dalam tahapan ini, masyarakat akan diberikan pelatihan mengenai bagaimana cara untuk membuat dekomposter sederhana yaitu dengan berbagai cara : cara membuat dekomposter sederhana, cara membuat pupuk organic cair, cara mengaplikasikan POC di lahan pertanian, serta cara mengaplikasikan POC di pekarangan rumah. Monitoring dan Evalusi. Pada tahap ini, masyarakat mulai dilepas serta diberikan kesempatan untuk mencoba melakukan pengolahan limbah secara mandiri namun dengan tetap di monitoring agar dapat memberikan hasil maksimal. Selain itu, terdapat evaluasi yang dimaksudkan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang dirasa kurang maksimal agar kemudian dapat meminimalisir segala kekurangan dan melengkapinya dengan kelebihan. Dalam inovasi ini pun penjaringan ide didapat ketika melihat kondisi sampah organik rumah tangga dilapangan yang berdasarkan pada hasil survey Mawas Diri, masukan dari kader dan bidang desa, Studi Literatur, Studi Banding, yang kemudian dituangkan dalam program kerja petugas Pukesmas Purwantoro 1. Inovasi ini pun memiliki beragam tujuan dan manfaat diantaranya adalah : memudahkan masyarakat mendapatkan pupuk untuk di sawah atau di pekarangan rumah, mengurangi pembelian pupuk kimia 20-30%, meningkatkan pendapatan masyarakat dari hasil penjualan POC, menjadikan kegiatan yang bermanfaat bagi ibu rumah tangga, mengaktifkan peran ibu rumah tangga dalam menciptakan lumbung pangan, serta sebagai pendekatan ibu rumah tangga dalam penyediaan gizi rumah tangga secara mudah dan murah. Dampak yang dirasakan dari inovasi ini pun sangat beragam, yaitu : Mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat pemakaian pupuk kimia, mengurangi biaya produksi pertanian, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan gizi masyarakat, serta mencegah stunting. Oleh karena itu, diharapkan kedepannya inovasi ini tetap terjaga dan tetap dilaksanakan agar kemudian membawa perubahan yang lebih baik bagi masyarakat dan bumi.