On The Job Training (OJT) Layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) HIV Tanggal 1-3 November 2022

Layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) HIV adalah layanan kesehatan bagi Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) untuk dapat mengakses therapi Anti Retro Viral (ARV). Therapi ARV bagi ODHA sangat diperlukan untuk mencegah berkembangnya virus HIV dan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga dapat mencegah munculnya infeksi opportunistik (TBC, diare, meningitis dll). ARV harus diminum rutin seumur hidup, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas ODHA dan menurunkan resiko penularan HIV kepada orang lain.

Dalam upaya menambah jumlah Layanan PDP HIV di Kabupaten Wonogiri serta meningkatkan kapasitas petugas layanan PDP, Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri menyelenggarakan On The Job Training (OJT) Layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) HIV pada tanggal 1 – 3 November 2022.

Kegiatan diikuti oleh 2 faskes yaitu UPTD Puskesmas Nguntoronadi 2 dan RS Maguan Husada. Masing masing faskes mengirimkan 5 orang terdiri dari dokter, perawat, petugas laboratorium, petugas farmasi dan petugas pelaporan SIHA (Sisitem Informasi HIV AIDS).

Penambahan jumlah layanan PDP ini diharapkan juga bisa mendekatkan akses layanan therapi ARV bagi ODHA.

Workshop Penguatan Kapasitas Petugas dan Kader Dalam Pengawasan Minum Obat dan Investigasi Kontak di Kabupaten Wonogiri

Tuberkulosis (TBC) saat ini masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mentargetkan eliminasi TBC pada tahun 2028 yang artinya Provinsi Jawa Tengah termasuk Kabupaten Wonogiri akan mengeliminasi penyakit TBC lebih awal dibandingkan dengan eliminasi nasional yaitu pada tahun 2030. Rendahnya cakupan penemuan atau tingginya missing case TBC serta rendahnya angka keberhasilan pengobatan dan meningkatnya kasus TB resisten obat maka dilaksanakan workshop penguatan kapasitas petugas dan kader dalam pengawasan minum obat dan investigasi kontak. Acara workshop tersebut dilaksanakan di Gedung Pertemuan Resto Omah Rayap pada tanggal 24 dan 25 Oktober 2022 lalu.

GEBRAK DBD “GERAKAN BERSAMA AKHIRI DBD”

Mengantisipasi lonjakan kasus DBD, dimana selama Tahun 2021 didapatkan 5 ( lima ) kematian dari jumlah keseluruhan 39 kasus dengan kejadian DBD terbanyak di Kecamatan Wonogiri, Pracimantoro dan Manyaran. Pencegahan dan pengendalian wabah DBD sangat memerlukan partisipasi dan kerjasama seluruh lapisan masyarakat. Beberapa hal yang dapat kita lakukan bersama untuk mencegah lonjakan kasus DBD di Kabupaten Wonogiri, mari bersama kita Gebrak DBD dengan melakukan:

  1. Memberdayakan kembali kader JUMANTIK sekaligus memperkuat pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ( G1R1J ) dengan melibatkan segenap anggota keluarga untuk berperan sebagai Juru Pemantau Jentik ( Jumantik ) di rumah masing – masing, serta tetap melaksanakan PSN 3M Plus di lingkungan rumah, perkantoran, tempat kerja, tempat ibadah, sekolah, dan tempat – tempat umum ( TTU ).
  2. Yang dimaksud dengan PSN 3M Plus adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ) dengan melakukan 3M Plus yaitu kegiatan: 1. menguras bak penampungan air; 2. menutup rapat tempat-tempat penampungan air; dan 3. memanfaatkan / mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi tempat genangan air, Plus mencegah gigitan nyamuk dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi rumah, menggunakan cairan anti nyamuk oles atau semprot ( spray ), memberantas jentik nyamuk dengan larvasida, menanam tanaman pengusir nyamuk, atau bisa juga memelihara ikan untuk memakan jentik di PAH (Penampungan Air Hujan).
  3. Perlu mendapatkan perhatian juga tempat-tempat yang terlewatkan tetapi sering menjadi tempat persembunyian nyamuk dewasa atau jentik-jentik berkembang biak, antara lain: baju-baju yang digantung di kamar, tatakan pot tanaman, wadah minum binatang peliharaan, tampungan air kulkas atau dispenser, dll. Fokus untuk sering mengecek tempat-tempat yang berpotensi ada tampunagan air berapapun volumenya utamanya di dalam rumah kita masing-masing.
  4. Tindakan fogging / pengasapan merupakan salah satu upaya pengendalian vektor nyamuk yang kurang efektif, dikarenakan hanya membunuh nyamuk dewasa dan berpotensi apabila dilakukan terlalu sering mengakibatkan nyamuk dewasa menjadi kebal
  5. Gejala DBD ditandai dengan panas yang mendadak tinggi, nyeri kepala, batuk, mual, persendian terasa ngilu, badan terasa lemas. Apabila terdapat beberapa keluhan tersebut segeralah untuk periksa ke fasilitas kesehatan, jangan sampai terlambat. Terlebih lagi apabila di lingkungan rumah kita maupun di tempat aktifitas kita sehari-hari ada penderita demam. DBD dapat menyebabkan kematian apabila terlambat mendapatkan penanganan.
  6. Tetap waspada, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk diri dan lingkungan sekitar kita, selalu jaga imunitas tubuh dengan makan dan minum yang sehat, olahraga serta istirahat cukup

Salam Sehat..

Getuk Torobasung (Gerakan Serentak untuk Pracimantoro 1 Bebas Pasung )

Getuk Torobasung merupakan salah satu dari ratusan inovasi di Kabupaten Wonogiri yang diinisiasikan oleh UPTD Puskesmas Pracimantoro I. Inovasi Getuk Torobasung sendiri sudah berlangsung sejak tahun 2019 yang bekerjasama dengan masyarakat Kecamatan Pracimantoro terkait kesadaran akan hak-hak penyandang disabilitas dan kesadaran pasung adalah tindakan illegal melalui kegiatan sosialisasi dan promosi media seperti halnya yang dilakukan dengan peneribitan artikel di laman website Kompasiana. Adapun yang melatarbelakangi Inovasi Getuk Torobasung ini adalah masih banyaknya pemasungan pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia berat di wilayah UPTD Puskesmas Pracimantoro I. Pemasungan pada ODGJ merupakan pelanggaran HAM berat karena dilakukan pada orang dengan disabilitas yang mengakibatkan tidak mampu mengakses layanan dapat mengurangi tingkat disabilitasnya. Selain itu, tindakan pemasungan berakibat hilangnya kebebasan untuk mengakses layanan yang dapat membantu pemulihan fungsi ODGJ tersebut. Padahal pada dasarnya pelayanan kesehatan jiwa bagi setiap orang dengan gangguan jiwa harus diwujudkan secara optimal serta mengoptimalkan pelayanan kesehatan jiwa bagi setiap orang dan terjaminnya hak orang dengan ganguan jiwa yang berimplikasi pada peningkatan produktivitas sumber daya manusia. Karena masih adanya adanya kasus ODGJ yang tidak dirawat dan ditelantarkan atau bahkan dipasung menimbulkan stigma dan diskriminasi terhadap ODGJ dimasyarakat dan membutuhkan penanganan lintas sektoral. Hal inilah yang melatarbelakangi UPTD Puskesmas Pracimantoro I mengadakan kegiatan inovasi yaitu Gerakan Serentak untuk Pracimantoro Bebas Pasung atau yang lebih dikenal dengan Getuk Torobasung. Dengan adanya SK Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri tahun 2019 menjadi landasan untuk berlangsungnya inovasi ini. Dengan adanya Inovasi Getuk Torobasung ini diharapkan di tahun 2022 mendatang, sudah tidak ada lagi ODGJ yang ditelantarkan atau bahkan dipasung oleh keluarganya di wilayah UPTD Puskesmas Pracimantoro I. Sehingga, dibutuhkan dukungan dan kerjasama dari semua pihak yakni lintas sektoral yang ada di tingkat desa maupun Kecamatan Pracimantoro. Sehingga, adapun tujuan Inovasi Getuk Torobasung adalah untuk mengupayakan Pracimantoro bebas pasung dan untuk memberikan pelayanan kesehatan berupa kunjungan rumah dan pengobatan pada kasus ODGJ sehingga diharapkan memberikan manfaat pada masyarakat agar mengerti tentang penanganan ODGJ dengan benar dan menghilangkan stigma dan diskriminasi yang ada di masyarakat.

Telur Badermas Puskesmas Kismantoro 1

Inovasi Telur Badermas merupakan inovasi yang dibuat oleh UPTD Pukesmas Kismantoro dengan penanggung jawab dari inovasi ini bernama Santosa. Latar belakang diciptakannya inovasi ini karena angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh Tuberkulosis di Kabupaten Wonogiri sebesar 788 kasus ditahun 2016 dan ditahun 2017 naik sebesar 869 kasus. Tuberculosis sendiri atau biasa dikenal dengan TB merupakan penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis yang menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama dan biasanya lebih dari 3 minggu. Gejalanya berupa batuk berdahak dan terkadang mengeluarkan darah. Kuman TBC pun tidak hanya menyerang paru-paru, namun juga menyerang tulang, usus, atau kelenjar. TBC umumnya ditularkan dari percikan saliva yang keluar dari penderita TBC ketika bersin atau batuk, serta lebih rentan menular pada seseorang yang memiliki kekebalan tubuh yang rendah seperti penderita HIV. Salah satu strategi dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC adalah dengan penemuan TOSS TB yang diharapkan dapat menggerakkan hati setiap individu bahwa eliminasi TBC merupakan kesadaran bersama yang kemudian UPTD Pukesmas Kismantoro membuat terobosan dalam meningkatkan penemuan suspek TB di masyarakat yang dinamakan dengan Telur Badermas. Inovasi Telur Badermas ini berupa kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan oleh kader TB terlatih untuk memberikan informasi mengenai TB sekaligus melakukan skrining gejala TB pada seluruh anggota keluarga yang ditemui saat itu (minimal 1 orang dewasa), dan jika hasil dari skrining ditemukan gejala TB, maka akan diberikan surat rujukan untuk periksa dahak di Fasyankes terdekat melalui Program TB di mayarakat. Adapun tujuan dari inovasi ini adalah : memberikan sosialsasi berupa Gerakan ketuk pintu, alur, teknis pelaksanaan dan pencatatan laporan, meningkatkan kepedulian masyarakat untuk berperan dalam upaya program pencegahan dan pengendalian TBC, memperkuat komitmen dan kepemilikan seluruh pihak untuk berperan dalam upaya program pencegahan dan pengendalian TBC, menyebarluaskan informasi tentang TBC kepada seluruh lapisan masyarakat agar meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pencegahan penularan, pemeriksaan dan pengobatan TBC yang berkualitas, serta menemukan tersangka ataupun kasus TB di masyarakat. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan kasus TBC di Kabupaten Wonogiri dapat menurun seta dapat melakukan pengobatan yang maksimal bagi penderita TBC di Kabupaten Wonogiri agar kembali menjalani kegiatannya secara normal tanpa perlu takut menularkan penyakit TBC bagi lingkungan sekitar.