TEH DAUN KUMIS KUCING DIOLAH DAN DIMANFAATKAN UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH.

Wonogiri-Daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus) banyak ditemukan di semak sehingga seringkali dipandang sebelah mata padahal daun kumis kucing memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Kumis kucing secara alami tumbuh di tepi hutan, tetapi biasanya terlihat di sepanjang tepi jalan dan lahan terlantar. Biasanya tanaman ini tumbuh dengan baik di bawah terik sinar matahari dalam iklim ringan dan lebih menyukai tanah yang dikeringkan dengan baik dan kandungan organik tinggi.

“Daun Kumis kucing dapat dimanfaatkan secara mandiri oleh Masyarakat untuk alternatif pengobatan hipertensi sesuai dengan literasi”, Dokter Bayu Wibowo Kepala UPTD Puskesmas Jatipurno

3 Mei 2023, Puskesmas Jatipurno bersama desa slogoretno, memberikan edukasi dan cara memanfaatkan daun kumis kucing ini untuk menurunkan tekanan darah dengan cara dikonsumsi langung maupun dalam bentuk teh herba celup. Puskesmas Jatipurno melakukan pelatihan kader Kesehatan dan ibu PKK di desa Slogoretno untuk mengembangkan daun kumis kucing kering mendjadi teh herba celup. Teh herba celup ini dimanfaatkan dengan cara diseduh. Selain dimanfaatkan secara mandiri sebagai alternatif pengobatan, Puskesmas Jatipurno juga berharap masyarahat dapat memanfaatkan teh celup herba kumis kucing ini dari segi ekonomi.

Selain melakukan pelatihan, Puskesmas Jatipurno juga membagikan bibit kumis kucing yang diberikan kepada Desa Slogoretno secara simbolis, khusunya kepada pada kader untuk dibudidayakan dan kemudian dioleh secara mandiri.

Cara pemanfaatan daun kumis kucing ini dapat dilihat di laman youtube Puskesmas Jatipurno https://www.youtube.com/watch?v=pW6DtdFSmAc&list=PLJ7JZmxov4svxjvPaEVlNANs0L5pOCZtW

On The Job Training (OJT) Layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) HIV Tanggal 1-3 November 2022

Layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) HIV adalah layanan kesehatan bagi Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) untuk dapat mengakses therapi Anti Retro Viral (ARV). Therapi ARV bagi ODHA sangat diperlukan untuk mencegah berkembangnya virus HIV dan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga dapat mencegah munculnya infeksi opportunistik (TBC, diare, meningitis dll). ARV harus diminum rutin seumur hidup, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas ODHA dan menurunkan resiko penularan HIV kepada orang lain.

Dalam upaya menambah jumlah Layanan PDP HIV di Kabupaten Wonogiri serta meningkatkan kapasitas petugas layanan PDP, Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri menyelenggarakan On The Job Training (OJT) Layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) HIV pada tanggal 1 – 3 November 2022.

Kegiatan diikuti oleh 2 faskes yaitu UPTD Puskesmas Nguntoronadi 2 dan RS Maguan Husada. Masing masing faskes mengirimkan 5 orang terdiri dari dokter, perawat, petugas laboratorium, petugas farmasi dan petugas pelaporan SIHA (Sisitem Informasi HIV AIDS).

Penambahan jumlah layanan PDP ini diharapkan juga bisa mendekatkan akses layanan therapi ARV bagi ODHA.

Workshop Penguatan Kapasitas Petugas dan Kader Dalam Pengawasan Minum Obat dan Investigasi Kontak di Kabupaten Wonogiri

Tuberkulosis (TBC) saat ini masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mentargetkan eliminasi TBC pada tahun 2028 yang artinya Provinsi Jawa Tengah termasuk Kabupaten Wonogiri akan mengeliminasi penyakit TBC lebih awal dibandingkan dengan eliminasi nasional yaitu pada tahun 2030. Rendahnya cakupan penemuan atau tingginya missing case TBC serta rendahnya angka keberhasilan pengobatan dan meningkatnya kasus TB resisten obat maka dilaksanakan workshop penguatan kapasitas petugas dan kader dalam pengawasan minum obat dan investigasi kontak. Acara workshop tersebut dilaksanakan di Gedung Pertemuan Resto Omah Rayap pada tanggal 24 dan 25 Oktober 2022 lalu.

GEBRAK DBD “GERAKAN BERSAMA AKHIRI DBD”

Mengantisipasi lonjakan kasus DBD, dimana selama Tahun 2021 didapatkan 5 ( lima ) kematian dari jumlah keseluruhan 39 kasus dengan kejadian DBD terbanyak di Kecamatan Wonogiri, Pracimantoro dan Manyaran. Pencegahan dan pengendalian wabah DBD sangat memerlukan partisipasi dan kerjasama seluruh lapisan masyarakat. Beberapa hal yang dapat kita lakukan bersama untuk mencegah lonjakan kasus DBD di Kabupaten Wonogiri, mari bersama kita Gebrak DBD dengan melakukan:

  1. Memberdayakan kembali kader JUMANTIK sekaligus memperkuat pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ( G1R1J ) dengan melibatkan segenap anggota keluarga untuk berperan sebagai Juru Pemantau Jentik ( Jumantik ) di rumah masing – masing, serta tetap melaksanakan PSN 3M Plus di lingkungan rumah, perkantoran, tempat kerja, tempat ibadah, sekolah, dan tempat – tempat umum ( TTU ).
  2. Yang dimaksud dengan PSN 3M Plus adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ) dengan melakukan 3M Plus yaitu kegiatan: 1. menguras bak penampungan air; 2. menutup rapat tempat-tempat penampungan air; dan 3. memanfaatkan / mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi tempat genangan air, Plus mencegah gigitan nyamuk dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi rumah, menggunakan cairan anti nyamuk oles atau semprot ( spray ), memberantas jentik nyamuk dengan larvasida, menanam tanaman pengusir nyamuk, atau bisa juga memelihara ikan untuk memakan jentik di PAH (Penampungan Air Hujan).
  3. Perlu mendapatkan perhatian juga tempat-tempat yang terlewatkan tetapi sering menjadi tempat persembunyian nyamuk dewasa atau jentik-jentik berkembang biak, antara lain: baju-baju yang digantung di kamar, tatakan pot tanaman, wadah minum binatang peliharaan, tampungan air kulkas atau dispenser, dll. Fokus untuk sering mengecek tempat-tempat yang berpotensi ada tampunagan air berapapun volumenya utamanya di dalam rumah kita masing-masing.
  4. Tindakan fogging / pengasapan merupakan salah satu upaya pengendalian vektor nyamuk yang kurang efektif, dikarenakan hanya membunuh nyamuk dewasa dan berpotensi apabila dilakukan terlalu sering mengakibatkan nyamuk dewasa menjadi kebal
  5. Gejala DBD ditandai dengan panas yang mendadak tinggi, nyeri kepala, batuk, mual, persendian terasa ngilu, badan terasa lemas. Apabila terdapat beberapa keluhan tersebut segeralah untuk periksa ke fasilitas kesehatan, jangan sampai terlambat. Terlebih lagi apabila di lingkungan rumah kita maupun di tempat aktifitas kita sehari-hari ada penderita demam. DBD dapat menyebabkan kematian apabila terlambat mendapatkan penanganan.
  6. Tetap waspada, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk diri dan lingkungan sekitar kita, selalu jaga imunitas tubuh dengan makan dan minum yang sehat, olahraga serta istirahat cukup

Salam Sehat..

Getuk Torobasung (Gerakan Serentak untuk Pracimantoro 1 Bebas Pasung )

Getuk Torobasung merupakan salah satu dari ratusan inovasi di Kabupaten Wonogiri yang diinisiasikan oleh UPTD Puskesmas Pracimantoro I. Inovasi Getuk Torobasung sendiri sudah berlangsung sejak tahun 2019 yang bekerjasama dengan masyarakat Kecamatan Pracimantoro terkait kesadaran akan hak-hak penyandang disabilitas dan kesadaran pasung adalah tindakan illegal melalui kegiatan sosialisasi dan promosi media seperti halnya yang dilakukan dengan peneribitan artikel di laman website Kompasiana. Adapun yang melatarbelakangi Inovasi Getuk Torobasung ini adalah masih banyaknya pemasungan pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia berat di wilayah UPTD Puskesmas Pracimantoro I. Pemasungan pada ODGJ merupakan pelanggaran HAM berat karena dilakukan pada orang dengan disabilitas yang mengakibatkan tidak mampu mengakses layanan dapat mengurangi tingkat disabilitasnya. Selain itu, tindakan pemasungan berakibat hilangnya kebebasan untuk mengakses layanan yang dapat membantu pemulihan fungsi ODGJ tersebut. Padahal pada dasarnya pelayanan kesehatan jiwa bagi setiap orang dengan gangguan jiwa harus diwujudkan secara optimal serta mengoptimalkan pelayanan kesehatan jiwa bagi setiap orang dan terjaminnya hak orang dengan ganguan jiwa yang berimplikasi pada peningkatan produktivitas sumber daya manusia. Karena masih adanya adanya kasus ODGJ yang tidak dirawat dan ditelantarkan atau bahkan dipasung menimbulkan stigma dan diskriminasi terhadap ODGJ dimasyarakat dan membutuhkan penanganan lintas sektoral. Hal inilah yang melatarbelakangi UPTD Puskesmas Pracimantoro I mengadakan kegiatan inovasi yaitu Gerakan Serentak untuk Pracimantoro Bebas Pasung atau yang lebih dikenal dengan Getuk Torobasung. Dengan adanya SK Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri tahun 2019 menjadi landasan untuk berlangsungnya inovasi ini. Dengan adanya Inovasi Getuk Torobasung ini diharapkan di tahun 2022 mendatang, sudah tidak ada lagi ODGJ yang ditelantarkan atau bahkan dipasung oleh keluarganya di wilayah UPTD Puskesmas Pracimantoro I. Sehingga, dibutuhkan dukungan dan kerjasama dari semua pihak yakni lintas sektoral yang ada di tingkat desa maupun Kecamatan Pracimantoro. Sehingga, adapun tujuan Inovasi Getuk Torobasung adalah untuk mengupayakan Pracimantoro bebas pasung dan untuk memberikan pelayanan kesehatan berupa kunjungan rumah dan pengobatan pada kasus ODGJ sehingga diharapkan memberikan manfaat pada masyarakat agar mengerti tentang penanganan ODGJ dengan benar dan menghilangkan stigma dan diskriminasi yang ada di masyarakat.