Apel dalam Rangka Memperingkati Hari Kesehatan Nasional ke 59

Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional yang ke 59. Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri mengadakan Apel bersama dengan Puskemas, Rumah sakit, PMI, dan Organisasi Profesi Kesehatan yang ada di Kabupaten Wonogiri. Acara Apel dilaksanakan di Halaman Pendopo Kabupaten Wonogiri pada Senin, 13 November 2023 dan dihadiri oleh Bp. Setyo Sukarno selaku Wakil Bupati Wonogiri sebagai Pembina Apel beserta jajaran Pemerintah Kabupaten Wonogiri.

 

 

 

 

 

 

Setelah acara apel ada juga kegiatan penyerahan hadiah lomba yang diadakan dalam rangka memeriahkan HKN ke 59 seperti tenis meja, lomba video, dan lomba tenaga kesehatan teladan, serta penyerahan Posbindu PTM Kit dan Launching PSC 199 Kabupaten Wonogiri.

Acara ditutup dengan potong tumpeng yang diwakili oleh Bp. Setyo Sukarno selaku Wakil Bupati Wonogiri dan dr.Setyarini, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri.

Bakti Sosial Air Bersih dalam Rangka HKN ke 59

Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional yang Ke 59, panitia HKN yang terdiri dari perwakilan 9 RS Kab. Wonogiri, perwakilan Puskesmas Kab. Wonogiri dan Dinas Kesehatan Kab. Wonogiri serta PMI melaksanakan kegiatan bakti sosial berupa air bersih ke 10 titik yang ada di Desa Pare. Kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 10 Novermber 2023.

Penerimaan bakti sosial dilaksanakan secara simbolis yang di wakili oleh warga, kepala desa dan panitia HKN disalah satu titik penerima air bersih.

BUD (Beyond Use Date)

BUD (Beyond Use Date) merupakan batas waktu penggunaan obat setelah diracik, disiapkan atau setelah kemasan primernya dibuka/dirusak. Pada umumnya, istilah Beyond Use Date digunakan untuk obat yang telah dilakukan perubahan bentuk sediaan seperti pelarutan sediaan sirup kering, obat racikan, racikan salep, atau obat tetes mata. Jangka waktu untuk obat tersebut bermacam-macam tergantung jenis sediaan obat, serta jangka waktu Beyond Use Date pun lebih pendek daripada tanggal kadaluarsa obat itu sendiri. Akan tetapi, masih banyal masyarakat yang belum mengetahui BUD dan menyamakan BUD dengan expired date (tanggal kadaluarsa) karena kurangnya informasi mengenai hal ini. Sementara itu, batas penggunaan pada sediaan obat sangat penting untuk dipahami agar tidak ada kesalahan dalam penggunaan obat sehingga dapat menurunkan risiko masalah dalam kesehatan.

Melihat permasalahan tersebut, Nita Nugraheni, salah satu Tenaga Teknis Kefarmasian di UPTD Puskesmas Jatipurno, Kecamatan Jatipurno, melaksanakan kegiatan Edukasi Kadaluarsa Obat Beyond Use Date. Tujuan pengadaan kegiatan tersebut yaitu untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penggunaan dan pengelolaan (DAGUSIBU) obat secara tepat agar obat dapat bekerja dengan efektif dan tidak menimbulkan risiko bahaya karena adanya perubahan stabilitas obat yang tidak diketahui. Kegiatan tersebut dilakukan dengan target pasien yang berkunjung dan mendapatkan obat di UPTD Puskesmas Jatipurno, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi kepada pasien maupun keluarga pasien.

Kegiatan Edukasi Kadaluarsa Obat Beyond Use Date dimulai dengan penjelasan melalui video youtube yang telah dibuat mengenai pengertian Beyond Use Date dan Expired Date, dilanjutkan dengan perbedaan antar keduanya. Video BUD dapat diakses di https://www.youtube.com/watch?v=eyrJ1OPBNhs.

TEH DAUN KUMIS KUCING DIOLAH DAN DIMANFAATKAN UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH.

Wonogiri-Daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus) banyak ditemukan di semak sehingga seringkali dipandang sebelah mata padahal daun kumis kucing memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Kumis kucing secara alami tumbuh di tepi hutan, tetapi biasanya terlihat di sepanjang tepi jalan dan lahan terlantar. Biasanya tanaman ini tumbuh dengan baik di bawah terik sinar matahari dalam iklim ringan dan lebih menyukai tanah yang dikeringkan dengan baik dan kandungan organik tinggi.

“Daun Kumis kucing dapat dimanfaatkan secara mandiri oleh Masyarakat untuk alternatif pengobatan hipertensi sesuai dengan literasi”, Dokter Bayu Wibowo Kepala UPTD Puskesmas Jatipurno

3 Mei 2023, Puskesmas Jatipurno bersama desa slogoretno, memberikan edukasi dan cara memanfaatkan daun kumis kucing ini untuk menurunkan tekanan darah dengan cara dikonsumsi langung maupun dalam bentuk teh herba celup. Puskesmas Jatipurno melakukan pelatihan kader Kesehatan dan ibu PKK di desa Slogoretno untuk mengembangkan daun kumis kucing kering mendjadi teh herba celup. Teh herba celup ini dimanfaatkan dengan cara diseduh. Selain dimanfaatkan secara mandiri sebagai alternatif pengobatan, Puskesmas Jatipurno juga berharap masyarahat dapat memanfaatkan teh celup herba kumis kucing ini dari segi ekonomi.

Selain melakukan pelatihan, Puskesmas Jatipurno juga membagikan bibit kumis kucing yang diberikan kepada Desa Slogoretno secara simbolis, khusunya kepada pada kader untuk dibudidayakan dan kemudian dioleh secara mandiri.

Cara pemanfaatan daun kumis kucing ini dapat dilihat di laman youtube Puskesmas Jatipurno https://www.youtube.com/watch?v=pW6DtdFSmAc&list=PLJ7JZmxov4svxjvPaEVlNANs0L5pOCZtW

Ada KAK JEZI dan PONI ZI JAROT di Tahun ke-3 Pelaksanaan Program Inovasi Gema Stunting (Gerakan Masyarakat Sinergi Tuntaskan Stunting) UPTD Puskesmas Jatipurno

Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan masalah stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

Untuk mendukung fokus pemerintah dalam pencegahan stunting, di tahun ke-3 pelaksanaan inovasi Gema Stunting masih ada beberapa kendala yang kami temukan. Yang pertama pemanfaatan dana desa untuk penyediaan makanan tambahan di posyandu masih menghadirkan makanan pabrikan, yang seharusnya adalah makanan lokal. Yang kedua masih rendahnya prosentase keberhasilan asi eksklusif, yang ketiga pemberian MP-ASI yang kurang tepat dan tidak adekuat. Keempat kurang optimalnya edukasi gizi kepada masyarakat luas khususnya kepada remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan orangtua balita. Keempat hal ini saling berkaitan yang dapat membuat asupan gizi bayi dan balita tidak tercukupi sehingga menyebabkan masalah gizi (stunting).

Oleh karena itu kami Puskesmas Jatipurno melalui program gizinya membuat inovasi pelayanan masyarakat untuk membantu fokus pemerintah dalam pencegahan stunting dan menuntaskan masalah stunting. Kami membuat rangkaian kegiatan yang diberi nama “GEMA STUNTING” yang memiliki arti “Gerakan Masyarakat Sinergi Tuntaskan Stunting”. Rangkaian kegiatan ini kami buat pada akhir tahun 2019 dengan harapan seluruh lapisan masyarakat dapat berperan serta dalam pencegahan dan penaggulangan masalah stunting. Pada tahun 2023 ini inovasi “GEMA STUNTING” masih berlanjut ke Tahap 3, adapun rangkaian kegiatan yang kami lakukan antara lain:

  1. Membuat rekomendasi menu PMT untuk satu tahun dengan menu wajib lauk hewani dan buah, menu yang dihadirkan adalah menu yang mudah agar bisa diterapkan oleh kader posyandu.
  2. Melaksanakan kegiatan “PONI ZI JAROT” Pos Konsultasi & Pemantauan Gizi Untuk Jatipurno Zero Stunting. Tujuannya untuk sarana konsultasi ASI, MP-ASI, pertumbuhan dan kegiatan memantau balita berisiko.
  3. Melaksanakan kegiatan “KAK JEZI” Konten Edukasi Untuk Jatipurno Bebas Masalah Gizi. Tujuannya untuk memberikan edukasi gizi secara online agar dapat diakses oleh masyarakat luas, sasaran utama KAK JEZI adalah remaja, calon pengantin, dan orangtua muda yang melek teknologi.

Demikian ringkasan tentang program Gema Stunting kami, kegiatan kegiatan program ini tentunya akan terus kami upgrade dan evaluasi secara berkala menyesuaikan dengan masalah dan kebutuhan yang ada di masyarakat.

Skip to content