Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan RSUP dr. Sardjito Yogyakarta selaku Laboratorium Rujukan pemeriksaan SHK melaksanakan fasilitasi refresing dan pendampingan teknis (OJT) dengan materi pengambilan sampel darah tumit bayi baru lahir dan tatalaksana SHK bagi Bayi Baru Lahir.
Acara ini dilaksanakan di RS Muhammadiyah Selogiri pada hari Kamis, tanggal 19 Oktober 2023 dan diikuti oleh semua Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Wonogiri. Sambutan yang pertama disampaikan oleh dr Titik Setyaningsih, MM selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri dilanjutkan sambutan yang kedua dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sekaligus membuka acara oleh Ibu Dian Perwita. Sedangkan narasumber pada kegiatan ini adalah dr. Windarwati, Sp.PK(K), M.Sc dan dr. Indah Ajeng Ebtasari, Sp.PK.,M.Sc dari Laboratorium Rujukan RSUP dr. Sardjito Yogyakarta / Patologi Klinik FKKMK UGM.
Hipothyroid Kongenital ini dikenal sebagai keadaan dimana fungsi kelenjar thyroid menurun atau tidak berfungsi sama sekali sejak lahir karena gangguan metabolisme pembentukan hormone, sehingga apabila diketahui sejak dini sebelum usia bayi 1 bulan dan segera diintervensi maka bayi yang positif ini akan sembuh dan berkembang optimal.
Adapun materi yang disampaikan oleh dr. Windarwati, Sp.PK (K).,M.Sc adalah Pendampingan Teknis Pengambilan Sampel SHK, Pengambilan spesimen darah yang paling ideal adalah ketika bayi berumur 48 – 72 jam. Oleh karenanya perlu kerjasama dengan dokter spesialis anak (Sp.A), dokter spesialis kandungan dan kebidanan/obgyn (Sp.OG), dokter umum, perawat, bidan yang menolong persalinan atau ATLM untuk melakukan pengambilan spesimen darah bayi yang baru dilahirkan pada hari ketiga. Ini berarti ibu dapat dipulangkan setelah 48 jam pasca melahirkan (perlu koordinasi dengan penolong persalinan). Sebaiknya darah tidak diambil dalam 24 jam pertama setelah lahir karena pada saat itu kadar TSH masih tinggi, sehingga akan memberikan sejumlah hasil tinggi/positif palsu (false positive). Jika bayi sudah dipulangkan sebelum 24 jam, maka spesimen perlu diambil pada kunjungan neonatal berikutnya melalui kunjungan rumah atau pasien diminta datang ke fasyankes. Materi kedua disampaikan oleh dr Indah Ajeng Ebtasari Soetardjo, Sp.PK., M.SC Bagian Patologi Klinik RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta dengan materi review pengisian SIHALO dan dilanjutkan Praktek Langsung Pengambilan Sampel darah tumit Bayi Baru Lahir.