Kantong Seceting PUSKESMAS PARANGGUPITO

Inovasi Kantong Seceting merupakan salah satu inovasi di Kabupaten Wonogiri yang diinisiasikan oleh UPTD Puskesmas Paranggupito. Latar belakang terbentuknya inovasi Kantong Seceting ini diawali karena banyaknya kasus Stunting atau kekurangan gizi pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Paranggupito. Masalah Stunting ini terjadi karena ketidakseimbangan antara kebutuhan (zat gizi) dengan konsumsi (makan) karena Pola Asuh Gizi Anak (cara memberikan makanan yang tidak memadai) pada balita dan ibu hamil. Di Indonesia, permasalahan stunting ini masuk ke dalam salah satu dari lima Program Prioritas Nasional. Stunting harus ditangani dengan baik guna mewujudkan upaya pembangunan manusia yang berkualitas dalam generasi penerus bangsa. Di sisi lain, isu stunting juga menjadi isu global yang terjadi saat ini yang harus mendapatkan prioritas dalam upaya pencegahan dan penanganannya. Akibat tingginya kasus stunting yang terjadi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Paranggupito tersebut maka lahirlah inovasi Kantong Seceting (Ikan Tongkol Sebagai Pencegah Stunting) dengan pemanfaatan ikan tongkol dan ketela pohon, guna mengatasi permasalahan gizi buruk pada balita dan ibu hamil di Kecamatan Paranggupito. Langkah awal yang dilakukan UPTD Puskesmas Pracimantoro terkait pelaksanaan inovasi ini adalah pengadaan pertemuan lintas sektoral, selanjutnya melakukan koordinasi dengan perangkat desa Paranggupito untuk membahas pertemuan yang akan dilakukan bersama kader posyandu. Setelah itu pengadaan lounching program inovasi dengan pejabat terkait. Cara pembuatan Kantong Seceting ini sangatlah mudah, pertama mengumpulkan ketela pohon yang masih ada di dalam tanah. Kedua, kupas dan bersihkan singkong dan parut singkong menjadi bulir-bulir halus. Ketiga, bersihkan dan rebus ikan tongkol dengan menghilangkan durinya. Ketiga, siapkan bumbu-bumbu dapur untuk memasak singkong dan ikan tongkol seperti: bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, lengkuas, daun salam, dsb. Keempat, campur singkong dan ikan tongkol yang sudah dihilangkan durinya dengan bahan-bahan tersebut dan buat adonan menjadi bola-bola kecil. Kelima, goreng adonan dengan tepung roti dan kantong seceting siap untuk disajikan. Dengan adanya inovasi Kantong Seceting ini diharapkan mampu meningkatkan mencegah dan mengatasi kasus stunting yang ada di UPTD Puskesmas Paranggupito yang harapannya dapat menggerakkan seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta dalam program pencegahan dan penanggulang stunting di Masyarakat dalam deteksi dini kasus stunting.

Kak Dedi PTM Puskesmas Pracimantoro 1

Inovasi KAK DEDI PTM merupakan salah satu Inovasi di Kabupaten Wonogiri yang UPTD Puskesmas Pracimantoro I. Latar belakang adanya inovasi ini adalah saat ini tren penyakit di Indonesia mengalami perubahan pola yaitu dari tren penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM). Peningkatan tren PTM ini disebabkan adanya transisi epidemiologi, transisi demografi, dan transisi perilaku. Untuk yang paling sering terjadi adalah karena adanya transisi perilaku gaya hidup yaitu antara lain kurangnya aktivitas fisik, kurangnya konsumsi sayur dan buah, perilaku merokok serta minum minuman keras. Untuk menanggulangi tren PTM yang semakin meningkat pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat (Germas) Hidup Sehat. Kampanye Germas diharapkan menjadi upaya promotif yang sangat efektif dalam menanggulangi PTM. Adapun kegiatan Germas hidup sehat meliputi Akifitas Fisik, Konsumsi Buah dan Sayur setiap hari, dan Cek Kesehatan secara Rutin. Adapun upaya yang bisa dilakukan untuk menghadapi tren tersebut dari kementerian kesehatan menggalakkan kegiatan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) PTM. Dari kegiatan Posbindu PTM ini diharapkan bisa melakukan deteksi dini faktor resiko PTM dan melakukan upaya pencegahan dan penanganan penderita PTM melalui kegiatan pemeriksaan rutin baik tekanan darah maupun laborat sederhana, pemberian obat, dan kegiatan konseling faktor resiko. Untuk itu, Puskesmas Pracimantoro I mengadakan kegiatan inovasi PTM dengan KAK DEDI PTM atau Kartu deteksi Dini PTM. Untuk kasus PTM yang paling banyak terjadi adalah penyakit hipertensi sebesar 52% (data dari hasil kunjungan rumah PIS PK). Alur untuk menggunakan inovasi KAK DEDI PTM ini sangat mudah, yaitu hanya dengan mengisi kartu ini maka akan dapat dilihat dengan cepat apakah seseorang mempunyai faktor resiko untuk terkena PTM. Kegiatan inovasi KAK DEDI PTM ini meneruskan kegiatan PMI Wonogiri yang disponsori oleh PMI Amerika (Amcross) yang dulu sudah dilaksanakan, namun tidak bisa berlanjut karena kontrak dengan PMI Amerika sudah selesai. Jadi inovasi KAK DEDI PTM ini, UPTD Puskesmas Pracimantoro I berusaha membuat kartu deteksi dini dalam kegiatan Posbindu PTM. Adapun tujuan dengan diadakannya KAK DEDI PTM ini adalah melakukan deteksi dini terhadap faktor resiko penyakit tidak menular serta dihadapkan mampu memberikan manfaat sebagai salah satu dasar pembuatan kajian dalam upaya pencegahan dan pengurangan kasus Penyakit Tidak Menular di wilayah kerja UPTD Pracimantoro I. Kegiatan inovasi KAK DEDIPTM dilaksanakan setelah terbitnya Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri di tahun 2019. Hasil pengisian Kartu KAK DEDIPTM dilaporkan oleh petugas PTM puskesmas. Kemudian petugas puskesmas melakukan tindak lanjut terhadap hasiil dari penilaian KAK DEDI PTM.

Jusmami Puskesmas Jatiroto 1

Inovasi Jusmami atau Jumat Sehat Bersama Mitra merupakan sebuah inovasi yang diciptakan oleh UPTD Pukesmas Jatiroto dengan penanggung jawab inovasi ini adalah Sri Mustariningsih. Inovasi Jusmami diciptakan karena melalui permintaan lintas sector, cakupan pemeriksaan kesehatan usia produktif masih tergolong kurang sehingga menjadikan permasalahan layanan kesehatan bagi usia produktif diangkat dalam rapat lintas sector kecamatan yang kemudian masuk beragam ide dari berbagai pihak mengenai bagaimana meningkatkan kesadaran Germsd di lingkungsn instansi pemerintah. Hingga kemudian, timbullah sebuah gagasan untuk mengadakan kegiatan terpusat di kecamatan dalam rangka meningkatkan Germas dengan melakukan kegiatan senam/aktivitas fisik, pemeriksaan kesehatan secara rutin, dan mengonsumsi sayur dan buah setiap hari. Kegiatan ini dilakukan setiap hari jumat yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Germas lainnya sesuai dengan jadwal yang telah dikehendaki sebelumnya. Seperti yang telah diketahui bahwa upaya hidup sehat merupakan kegiatan dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan untuk mewujdukan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dengan melalui pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya hidup sehat pun juga dilakukan agar menurunkan risiko penyakit mematikan seperti kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Sebagai seseorang yang berada di usia produktif pun tentunya perlu menjaga kesehatan mereka karena di usia produkif biasanya adalah saat yang sibuk dalam menjalani segala kegiatannya hingga terkadang lupa dalam menjalani kegiatan hidup sehat. Kembali pada Jusmami yang merupakan program inovasi Jumat Sehat Bersama Mitra, tentunya kegiatan ini memiliki landasan hukum yang menyertai seperti UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Inpres No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, dan Pergub No. 35 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Kegiatan ini memiliki tujuan dan manfaat yang diantaranya adalah untuk mencapai masyarakat hidup sehat, menunjang kegiatan pokok yang telah ada, memasyarakatkan Germas di lingkungan pemerintahan Kecamatan Jatiroto, serta meningkatkan pelayanan demi tercapainya visi misi dan tata nilai UPTD Pukesmas Jatiroto. Adanya inovasi ini pun memberikan dampak yang cukup signifikan berupa kesehatan masyarakat semakin terjaga sehingga dapat menambah nilai hidup mereka dan terhindar dari penyakit mematikan di usia dini. Kedepannya inovasi Jusmami ini dapat dikembangkan di berbagai sector agar pengaplikasiannya semakin merata dan semakin banyak masyarakat yang memiliki gaya hidup sehat.

Jumangin Puskesmas Pracimantoro 1

Inovasi Jumangin (Maju Bersama Tanggulangi Stunting) merupakan salah satu inovasi Kabupaten Wonogiri yang dikembangkan oleh UPTD Puskesmas Pracimantoro I, Wonogiri. Adapun latar belakang terbentuknya inovasi ini adalah masih tingginya kasus stunting di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pracimantoro I. Tercatatat di Bulan September 2018 lalu, ada 34 kasus stunting. Adanya 34 kasus stunting dalam 1 bulan ini termasuk dalam kategori tinggi. Kasus stunting sendiri merupakan kondisi dimana seseorang kekurangan gizi kronis (dalam jangka waktu yang lama). Masalah Stunting ini terjadi akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan (zat gizi) dengan konsumsi (makan) karena Pola Asuh Gizi Anak (cara memberikan makanan yang tidak memadai). Di Indonesia, permasalahan Stunting ini masuk ke dalam salah satu dari lima Program Prioritas Nasional karena bagi Indonesia permasalahan ini sangatlah penting untuk dapat ditanggulangi dan dikendalikan agar tidak terganggunya generasi yang handal dalam upaya pembangunan manusia yang berkualitas. Di sisi lain, isu stunting juga menjadi isu global yang terjadi saat ini yang harus mendapatkan prioritas dalam upaya pencegahan dan penanganannya. Dangan masih banyak ditemukan kasus stunting yang terjadi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pracimantoro I tersebut UPTD Puskesmas Pracimantoro I mengadakan upaya-upaya mendasar terkait pencegahan dan penanggulangan stunting dengan mencoba untuk menggunakan ide kreatif atau gagasan baru. Ide kratif tersebut diimplementasikan dalam pengadaan Inovasi Maju Bersama Tanggulangi Stunting (Jumangin) yang terbentuk di tahun 2019. Jumangin atau Maju Bersama Stunting dilaksanakan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan kasus stunting yang ada di UPTD Puskesmas Pracimantoro I yang harapannya dapat menggerakkan seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta dalam program pencegahan dan penanggulang stunting di Masyarakat. Inovasi yang dibina oleh Anggoro Safari selaku pegawai UPTD Puskesmas Pracimantoro ini diharapkan mampu menurunkan angka stunting di wilayah tersebut dengan penerapan inovasi jumangin untuk masyarakat agar masyarakat mudah dalam untuk mendeteksi secara dini kasus stunting. Dalam deteksi dini kasus stunting ini dilakukan menggunakan aplikasi standar antropometri yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat pengguna android, yang didukung dengan penggunaan leaflet yang bertujuan untuk mempermudah inovasi Jumangin ini di terapkan oleh masyarakat luas.

Cepak Roti Kacang 10 Puskesmas Pracimantoro

Inovasi Cepak Roti Kacang 10 merupakan salah satu inovasi di Kabupaten Wonogiri yang diinisiasi oleh UPTD Puskesmas Pracimantoro I. Latar belakang terbentuknya inovasi ini adalah masih ditemukannya kasus kematian ibu di masyarakat. Selain itu, Inovasi Cepak Roti Kacang 10 juga diharapkan sebagi media komunikasi kebijakan untuk mengkampanyekan Program Prioritas Nasional yang di dalamnya terdapat indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Sehingga munculah kesadaran UPTD Puskesmas Pracimantoro I untuk bisa mengembangkan ide-ide kreatif dalan bentuk kegiatan inovasi guna meengurangi kasus kematian Ibu di masyarakat khususnya di wilayah Pracimantoro, Wonogiri dengan pengadaan inovasi Cepak Roti Kacang 10 (Cegah dan Waspadai Kehamilan Resiko Tinggi dengan ANC 10T). Adapun kegiatan inovasi Cepak Roti Kacang lebih menitikberatkan pada pemeriksaan kehamilan atau ANC dengan menerapkan 10T yang mencakup: timbang BB dan ukur TB, ukur tekanan darah, tetapkan status gizi berdasarkan LILA, pemberian tablet besi, pemberian imunisasi tetanus toxoid, ukur tinggi fundus uteri, menetnukan presentasi janin dan hitung DJJ, test laboratorium sederhana, temu wicara, tatalaksana kasus kegiatan inovasi ini sangat dibantu oleh tim creative gareng puskesmas pracimantoro i dalam pembuatan media penyuluhan, sosialisasi, dll. Dalam keberlangsungan inovasi Cepak Roti Kacang 10 sangat dibantu oleh Tim Creative Gareng Puskesmas Pracimantoro I dalam Pembuatan media penyuluhan inovasi serta sebagai media komunikasi kebijakan melalui sosialisasi menggunakan media sosial maupun media cetak seperti pembuatan pamphlet dan balio. Adapun tujuan dengan adanya Inovasi Cepak Roti Kacang 10 adalah untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, menghindari resiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan serta empersiapkan ibu untuk masa nifas dan pemberian Asi Eksklusif. Dengan demikian, dengan adanya inovasi Cepak Roti Kacang 10 diharapkan mampu meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil menjadi optimal, yang selanjutnya mampu mengurangi risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan di wilayah UPTD Puskesmas Pracimantoro I. Sehingga, dapat memberikan edukasi pada para ibu hamil agar siap masa nifas dan pemberian Asi Eksklusif.