Telur Badermas Puskesmas Kismantoro 1

Inovasi Telur Badermas merupakan inovasi yang dibuat oleh UPTD Pukesmas Kismantoro dengan penanggung jawab dari inovasi ini bernama Santosa. Latar belakang diciptakannya inovasi ini karena angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh Tuberkulosis di Kabupaten Wonogiri sebesar 788 kasus ditahun 2016 dan ditahun 2017 naik sebesar 869 kasus. Tuberculosis sendiri atau biasa dikenal dengan TB merupakan penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis yang menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama dan biasanya lebih dari 3 minggu. Gejalanya berupa batuk berdahak dan terkadang mengeluarkan darah. Kuman TBC pun tidak hanya menyerang paru-paru, namun juga menyerang tulang, usus, atau kelenjar. TBC umumnya ditularkan dari percikan saliva yang keluar dari penderita TBC ketika bersin atau batuk, serta lebih rentan menular pada seseorang yang memiliki kekebalan tubuh yang rendah seperti penderita HIV. Salah satu strategi dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC adalah dengan penemuan TOSS TB yang diharapkan dapat menggerakkan hati setiap individu bahwa eliminasi TBC merupakan kesadaran bersama yang kemudian UPTD Pukesmas Kismantoro membuat terobosan dalam meningkatkan penemuan suspek TB di masyarakat yang dinamakan dengan Telur Badermas. Inovasi Telur Badermas ini berupa kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan oleh kader TB terlatih untuk memberikan informasi mengenai TB sekaligus melakukan skrining gejala TB pada seluruh anggota keluarga yang ditemui saat itu (minimal 1 orang dewasa), dan jika hasil dari skrining ditemukan gejala TB, maka akan diberikan surat rujukan untuk periksa dahak di Fasyankes terdekat melalui Program TB di mayarakat. Adapun tujuan dari inovasi ini adalah : memberikan sosialsasi berupa Gerakan ketuk pintu, alur, teknis pelaksanaan dan pencatatan laporan, meningkatkan kepedulian masyarakat untuk berperan dalam upaya program pencegahan dan pengendalian TBC, memperkuat komitmen dan kepemilikan seluruh pihak untuk berperan dalam upaya program pencegahan dan pengendalian TBC, menyebarluaskan informasi tentang TBC kepada seluruh lapisan masyarakat agar meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pencegahan penularan, pemeriksaan dan pengobatan TBC yang berkualitas, serta menemukan tersangka ataupun kasus TB di masyarakat. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan kasus TBC di Kabupaten Wonogiri dapat menurun seta dapat melakukan pengobatan yang maksimal bagi penderita TBC di Kabupaten Wonogiri agar kembali menjalani kegiatannya secara normal tanpa perlu takut menularkan penyakit TBC bagi lingkungan sekitar.

SI CANTIK (Siswa Pencari Jentik)

Berdasarkan Surat Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Nomor HK.02.02/IV/30.18/2019 perihal Kesiapsiagaan Peningkatan Kasus DBD, disampaikan bahwa Kabupaten Wonogiri Jumlah Kasus DBD tahun 2019 meningkat sebanyak 59 kasus dibandingkan dengan tahun 2019 24 kasus.  Hingga saat ini peran serta dalam pelaksanaan PSN belum optimal, masih banyak masyarakat yang belum melaksanakan PSN secara rutin. Upaya pencegahan penyakit khususnya yang ditularkan oleh vektor tidak hanya menjadi tanggungjawab instansi pemerintah, tetapi peran serta masyarakat juga perlu ditingkatkan sehinga program pengendalian bisa berhasil secara maksimal, bentuk peran serta dalam mewujudkan lingkungan yang sehat bebas dari vektor penyakit selain upaya menjaga kebersihan bagi setiap masyarakat di lingkungan masing – masing, perlu juga adanya partisipasi aktif dan kepedulian masyarakat sendiri untuk ikut membantu mengawasi lingkungan dari kehidupan binatang atau vektor penyakit. Salah satu bentuk partisipasi dan kepedulian masyarakat terkait dengan pengawasan terhadap kehidupan vektor penyakit khususnya keberadaan nyamuk aedes aegypty adalah keterlibatan masyarakat dalam JUMANTIK. Jumantik merupakan salah satu bentuk pemeberdayaan masyarakat terhadap pengawasan keberadaan dan kehidupan vector khususnya pengawasan terhadap kehidupan jentik nyamuk aedes aegypty yang merupakan vector penyakit demam berdarah. Keberadaan JUMANTIK sangat diperlukan untuk deteksi dini adanya vector. PSN 3M secara rutin dapat membantu menurunkan kepadatan vector, berdampak pada menurunnya kontak antara manusia dengan vector, akhirnya terjadinya penurunan kasus DBD. Kelompok anak sekolah merupakan bagian kelompok masyarakat yang dapat berperan strategis, mengingat jumlahnya sangat banyak sekitar 20% dari jumlah penduduk Indonesia adalah anak sekolah SD, SLTP dan SLTA. Anak Sekolah tersebar diseluruh wilayah, baik daerah perkotaan maupun pedesaan. Peran serta anak sekolah sebagai jumantik dapat digunakan untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada usia dini, yang akan digunakan sebagai dasar pemikiran dan perilakunya dimasa yang akan datang. Selain itu, menggerakan anak sekolah lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa dalam pelaksanaan PSN.  Jika anak sekolah mampu dijadikan agent of change/ agen perubahan untuk memotong rantai jentik penyebab DBD maka Puskesmas Giriwoyo II memiliki program pembinaan dan pembentukan kader siswa pencari jentik di sekolah di wilayah kerja UPTD Puskesmas GIRIWOYO II, Hal ini selaras dengan program Ketua Umum TP PKK Wonogiri Ibu Verawati Joko Sutopo yang memprakarsai program Jumantik Cilik Pada Tahun 2018.

SEGO SAKCETING (Sesarengan warga beraksi cegah stunting)

Inovasi Sego Sak Ceting atau Sesarengan Wargo Beraksi Cegah Stunting merupakan sebuah inovasi yang berfokus terhadap upaya pencegahan stunting dimana pada saat ini, dimasa pertumbuhan teknologi yang mengharuskan generasi penerus bangsa untuk cerdas, kreatif, dan produktif, maka diperlukan pula tumbuh kembang dengan baik serta sehat dan memiliki asupan makanan yang cukup dan bergizi. Stunting sendiri merupakan keadaan dimana anak-anak terlahir dan tumbuh dalam situasi kekurangan gizi kronis, yang menyebabkan anak menjadi kerdil (stunting). Kekerdilan pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada balita. Hal ini dikarenakan adanya kekurangan gizi yang terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun. Dengan adanya keadaan inilah yang kemudian oleh UPTD Pukesmas Giriwoyo 1 mengupayakan langkah strategis dalam mencegah stunting yang dimulai dengan pertemuan lintas sector, PKK, dunia usaha, Kepala Desa dan Kelurahan, serta dipimpin langsung oleh Camat Giriwoyo menghasilkan keputusan menamai program ini dengan nama “Sego Sak Ceting” atau “Sesarengan Wargo Beraksi Cegah Stunting”. Upaya yang dilakukan dalam inovasi ini adalah dengan memberikan inovasi kepada masyarakat dengan memanfaatkan lahan pekarangan dengan ternak lele/ayam/puyuh dan sayur hidup. Dengan memberikan stimulant tempat ternak lele dari bis beton dan bibit sayuran, maka ketika telah mencapai waktu panen, hasil panen tersebut dapat dimanfaatkan sebagai makanan dan menambah nilai gizi bagi bayi dan balita. Sebagai bentuk perhatian terhadap pertumbuhan anak dalam mencegah stunting, kunci pencegahannya adalah ketersediaan gizi yang cukup bagi remaja, ibu hamil, bayi, dan balita dimana lahan pekarangan milik masyarakat yang tidak dimanfaatkan lah yang menjadi sarana dalam memenuhi sumber gizi masyarakat. Pelaksanaan inovasi ini tentu memiliki tujuan yaitu mencegah stunting di wilayah kerja UPTD Pukesmas Giriwoyo I. Selain itu, inovasi ini juga bertujuan dalam memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai makanan-makanan yang mengandung nilai gizi tinggi dan yang baik bagi pertumbuhan balita yang sedang mengalami pertumbuhan emas. Bagaimanapun juga, sangat penting untuk memperhatikan makanan yang bergizi yang akan dikonsumsi oleh anak dan balita serta didukung dengan memberikan ASI Ekslusif sejak bayi lahir hingga mendekati usia yang cukup untuk diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Pinter Zi Bunting Puskesmas Wonogiri 2

Inovasi Pinter Zi Bunting atau Pendampingan Terpadu Gizi Buruk dan Stunting merupakan sebuah inovasi yang dibuat oleh UPTD Pukesmas Wonogiri II dengan latar belakang kasus gizi buruk terhadap anak yang disebabkan oleh asupan makanan anak yang kurang, kemiskinan, dan rendahnya gizi dari makanan yang dimakan oleh anak sehingga memengaruhi tumbuh kembang anak. Gizi buruk yang dialami oleh anak dan balita dapat pula terjadi karena pola asuh yang salah dari orangtua yang terlalu sibuk bekerja hingga melupakan asupan gizi dari anaknya. Gizi buruk sangat berhubungan dengan penyakit infeksi sehingga diperlukan penanggulangan dalam menghadapi keadaan gizi buruk yang diderita oleh balita dan anak-anak. Gizi buruk sendiri merupakan kondisi terparah dari proses kekurangan gizi yang dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badan dengan rujukan yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi buruk gizi buruk yang disertai dengan tanda-tanda klinis disebut marasmus atau kwashiorkor. Dalam upaya menanggulangi gizi buruk, inovasi Pinter Zi Bunting melakukan beberapa cara yaitu : Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita. Pemberian makanan tambahan atau PMT ini merupakan kegiatan memberikan makanan kepada balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Tujuanya adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh balita. PMT pemulihan hanya diberikan ketika balita telah mengalami gizi buruk dan bukan sebagai makanan pengganti dari makanan utama.selain itu, terdapat pula PMT penyuluhan yang merupakan pemberian makanan yang disediakan oleh kader posyandy sebagai sarana penyuruhan kepada orang tua balita. Gerakan orang tua asuh. Gerakan ini merupakan gerakan kepedulian sosial untuk menjamin ketersediaan asupan gizi bagi keluarga kurang mampu melalui pola pengasuhan. Orang tua asuh adalah mereka yang dengan sukarela menyediakan bantuan makanan untuk mencukupi kebutuhan gizi bayi dan balita yang mengalami kekurangan gizi sehingga asupan gizi bayi dan balita kembali terpenuhi. Pijat fisioterapi bagi bayi. Merupakan sentuhan pada jaringan lunak yang berfungsi merelaksasikan bayi dan balita agar merangsang peredaran darah dan menambah energi gelombang oksigen menjadi lebih baik, sehingga dapat merangsang hormone tyroid dan memacu kerja system limfoid agar meningkatkan sistem kekebalan tubuh bagi bayi dan balita. Inovasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta dapat mencapai tujuan seperti menanggulangi balita gizi buruk dalam mencegah stunting, meningkatkan cakupan dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di puskesmas, menyediakan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) kepada balita kurang gizi dari keluarga miskin, meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kasus gizi buruk dengan menjadi orang tua asuh, serta meningkatkan kualitas hidup keluarga balita gizi buruk.

Pejuang Asik Puskesmas Giriwoyo 2

Inovasi Pejuang Asik beasal dari instansi UPTD Pukesmas Giriwoyo 2 dengan nama penanggung jawab adalah Endah Dwi Aprilliani. Inovasi ini merupakan sebuah inovasi yang ditujukan kepada para pejuang ASI ekslusif berupa pemberian penghargaan kepada mereka. Latar belakang adanya inovasi ini adalah karena masih rendahnya cakupan ASI Ekslusif di wilayah kerja Pukesmas Giriwoyo 2. Dimulai dari adanya Penyampaian Masalah Gizi yang ada di Lintas Sektoral yang salah satunya adalah capaian ASI Ekslusif yang masih rendah di tahun 2018. ASI Ekslusif sendiri merupakan salah satu upaya pencegahan stunting sejak bayi baru lahir yang murah. Dikatakan murah karena ASI adalah sumber gizi utama untuk bayi dan tidak perlu membeli susu formula ataupun makanan tambahan karena di dalam ASI telah mencakup seluruh vitamin yang berfungsi sebagai tumbuh kembang dari bayi. Setelah terdapat Penyampaian Masalah Gizi, sebagai upaya dalam meningkatkan capaian ASI Ekslusif, maka petugas Pukesmas Giriwoyo 2 pun membuat inovasi berupa penghargaan kepada para pejuang ASI Ekslusif yang dinamai sebagai “Pejuang Asik”. Rencana ini kemudian disampaikan pada saat pertemuan linsek dan pertemuan kader kesehatan hingga pada akhirnya inovasi ini pun disetujui oleh kader kesehatan setempat. Inovasi yang mulai dilakukan sejak 2019 ini pun memiliki tujuan dan manfaat yang salah satunya adalah untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif sebagai salah satu upaya pencegahan stunting. Seperti yang telah diketahui, stunting merupakan sebuah kondisi dimana bayi atau balita mengalami kekurangan gizi yang salah satunya disebabkan oleh kurangnya pemberian ASI Eksklusif sehingga mengakibatkan bayi dan balita mengalami pertumbuhan yang lambat dan tidak maksimal. karena adanya ancaman kondisi stunting inilah yang membuat bahwa setiap bayi dan balita perlu memiliki asupan ASI yang mencukupi serta dengan adanya inovasi Pejuang Asik ini memberikan motivasi bagi semua ibu di Wilayah Giriwoyo agar lebih memperhatikan pemberian ASI untuk anak mereka yang nantinya para ibu akan diberikan penghargaan berupa sertifikat atas perjuangannya dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi anak mereka. Dengan adanya inovasi ini pun memberikan dampak positif dimana cakupan pemberian ASI Ekslusif bagi bayi dan balita mengalami peningkatan sehingga secara tidak langsung pun dapat memperbaiki gizi dari anak dan balita yang ada di wiliyah Kecamatan Giriwoyo.