Jumantik cilik sebagai agen perubahan

Jumantik cilik sebagai agen perubahan

Jumantik cilik di SD Wonoharjo sebagai agen perubahan

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu masalah lingkungan yang bersumber dari nyamuk dan adanya pembiaran sarang nyamuk yang terkadang lepas dari jangkauan pemantauan. Upaya efektif untuk memberantas dan mencegah penyebaran DBD adalah menetapkan satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik) yang sudah digalakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Wonogiri 1. Dan untuk menambah upaya pemberantasan perlu dikembangkan dengan sosialisasi dan pengukuhan jumantik cilik di setiap sekolah, sebagai upaya pemantauan jentik di sekolah dan sekitar tempat tinggal anak tersebut.

salah satu siswa sedang melakukan PJB di sekolahnya

”Jumantik cilik juga merupakan upaya gerakan yang sangat efektif. Setiap sekolah ada 20-40 siswa yang dilatih sebagai juru pemantau jentik. Kemudian di setiap sekolah harus ada Agent of Change untuk mengubah perilaku dan ada gerakan 3M+, mengubur, menguras, menutup, melipat baju-baju yang digantung yang menjadi tempat sarang nyamuk,” kata dr. Pitut Kristiyanta Nugraha,MM Kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1, Kamis (4/4/2019) di SD Negeri 1 Sonoharjo.

Dani Puji Lestari Bidan desa Manjung dalam pengukuhan jumantik cilik di wilayahnya

Jumantik Cilik bertugas memantau jentik nyamuk yang ada di sekeliling sekolah termasuk tempat tinggal, terutama di tempat-tempat yang biasa menjadi sarang nyamuk seperti di bak mandi yang jarang dikuras, genangan air di sampah kaleng atau plastik kemasan air minum,tambah dr.Pitut.

Seperti halnya di SD Sonoharjo, kegiatan sosialisasi dan pengukuhan jumantik cilik juga dilaksanakan di Sekolah yang ada di Desa Manjung dan Wonoharjo. “Sosialisasi dan Pengukuhan jumantik cilik juga akan dilaksanakan di seluruh wilayah kerja UPTD Puskesmas Wonogiri 1, sudah 3 desa yang melaksanakan dan akan diikuti oleh 6 Desa/Kelurahan di wilayah kerja kami” kata H.Marsudi,Skep pelaksana program P2 UPTD Puskesmas Wonogiri 1. (mBinG)